MODEL KELEMBAGAAN KEMITRAAN UNTUK PENYEIMBANGAN RISIKO AGROINDUSTRI SUSU PADA KELOMPOK PETERNAK SAPI PERAH (KUNAK) CIBUNGBULANG BOGOR

Harga susu segar yang dibeli oleh Koperasi/IPS ke peternak belum mampu menggairahkan usaha peternakan sapi perah karena belum seimbangnya antara resiko dengan harga yang diterima. Resiko rantai pasok secara sederhana dapat didefinisikan sebagai kerugian yang bisa dikaji dari sisi kemungkinan terjadinya, kemungkinan penyebab dan akibatnya dalam rantai pasok sebuah perusahaan dan lingkungannya. Pada rantai pasok, jika suatu rantai bermasalah maka akan berpengaruh kepada mitra dalam jaringan rantai pasok. Karena itu perlu dikendalikan resiko rantai pasok agar terhindar dari resiko berkelanjutan. Model kelembagan kemitraan untuk penyeimbangan risiko agroindustri susu merupakan sebuah model kelembagaan kemitraan dalam rangka mendukung rantai pasok agroindustri susu yang mampu menyeimbangkan risiko yang dimiliki oleh setiap pemangku kepentingan dalam rantai pasok. Penelitian ini bertujuan merumuskan model kelembagaan kemitraan untuk penyeimbangan resiko rantai pasok susu segar di Kawasan Usaha Peternakan Cibungbulang Bogor. Model kelembagaan kemitraan ini dimulai dari perhitungan usaha budidaya sapi perah dengan perhitungan full costing (semua biaya/pengeluaran yang dilakukan oleh peternak sendiri dihitung sebagai biaya), kemudian penyeimbangan resiko dengan Pembagian Risiko (Risk Sharing) dan AHP untuk model kelembagaan kemitraan dan bentuk kontrak kerjasama. Hasil perhtungan menunjukkan bahwa harga susu pada tingkat peternak adalah Rp. 4.700 dan di tingkat koperasi Rp. 5.500. Berdasarkan analisis risiko, risiko terbesar dimiliki oleh peternak, kemudian oleh Industri Pengolahan (IP), kemudian oleh koperasi sebagai pedagang pengumpul. Kelembagaan kemitraan yang sesuai untuk keberlangsungan rantai pasok agroindustri susu adalah model kelembagan pola two in one..

1.  UEU-Article-21819-5_0795.pdf - 920 KB

• ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT. ULTRJAYA MILK Tbk