ANALISIS WACANA TERHADAP LIRIK LAGU WALANG KEKEK WALDJINAH

Walangkeke merupakan salah satu lagu Keroncong yang dilantunkan pertama kali oleh Waldjinah tahun 1995. Lagu walangkeke cukup meledak dipasaran music Indonesia sampai sekarang. Waldjinah dari kecil sudah belajar menjadi penyanyi keroncong. Music keroncong adalah salah satu corak music popular yang berasal dari para mardjiker yang dibebaskan oleh Belanda, untuk kepentingan politik, spiritual, maupun budaya. Keroncong bukan berasal dari Portugis tetapi dari bekas budak-budak Portugis. Pada masa penjajahan Jepang hanya music keroncong yang boleh dimainkan, sedangkan music barat dilarang. Akhirnya music keroncong sangat dominan di Indonesia. Music keroncong diakui sebagai salah satu kesenian rakyat yang mulai masuk ke Solo tahun 1920-an. Banyak penyanyi keroncong yang lahir dari Solo, seperti Gesang dan Waldjinah. Waldjinah mendapat penghargaan baik dalam negeri maupun luar negeri, lirik lagu walangkeke dapat dijadikan barang komuditas yang menghasilkan keuntungan bagi penyanyi, produser, kelompok seniman, penikmat seni music dan lain-lain. Setiap lagu memuat pesan pengarang yang disampaikan melalui lagu-lagu ciptaannya. Muatan lagu tidak hanya sebuah gagasan untuk menghibur saja akan tetapi memiliki pesan-pesan moral atau idealism dan sekaligus memiliki kekuatan ekonomi. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian semiotica dari Ferdinand de Saussure. Prinsip teori Semiotika Saussure bahwa bahasa adalah satu system tanda (sign), dan setiap tanda tersusun dari dua bagian, yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda). Dalam penelitian ini yang menjadi penanda adalah lirik lagu Walang Kekek, sedangkan yang menjadi peanda adalah hasil dari pemaknaan lirik lagu tersebut. Tehnik analisis deata dilakukan membagi lirik lagu Walang Kekek menjadi 11 bait, dan masing-masing bait dilakukan kajian Semiotika versi Saussure, kemudian dikaitkan dengan realitas pencipta lagu.. Hasil analisisnya berupa nasehat kepada kaum pria untuk menghargai wanita karena wanita merupan tiang Negara, karena wanita berjuang dalam keluarga dan menyumbangkan tenaganya demi Negara. Disamping itu pria yang jatuh cinta pada wanita sebaiknya diperjuangkan jangan digantung tanpa kejelasan. Nasehat yang lain untuk umat manusia khususnya Islam untuk tidak melupakan lima waktu keada Sang Pencipta.