ROAD SHOW SOSIALISASI PENGENALAN KECANDUAN ANAK PADA INTERNET DAN PORNOGRAFI

Sejak adanya internet, para produsen dan penikmat pornografi sama-sama mendapat keuntungan. Kini melalui internet, orang lebih mudah mengakses pornografi dimanapun dan kapanpun, dan seringkali tanpa harus mengeluarkan uang untuk membelinya karena para produsen menyediakannya secara gratis. Para penikmat pornografi hanya perlu menyediakan sedikit uang untuk biaya pulsa untuk koneksi internet. Internet juga dapat menjaga kerahasiaan penikmat pornografi, karena mereka bisa menikmatinya diam-diam di layar komputer atau smart phonenya tanpa perlu bertransaksi dulu dengan penjual majalah atau VCD/DVD porno. Bagi para produsen, sebelum adanya internet, jangkauan peredaran produk mereka terbatas, sehingga penikmatnya pun terbatas. Kini mereka dapat menjangkau lebih banyak para penikmat dan calon penikmat, termasuk remaja, dengan cara-cara yang lebih agresif, setiap saat, tanpa batas wilayah, halaman dan durasi. Pada awal tahun 2015, Pemerintah melalui Kementrian Sosial juga sudah mengutarakan Indonesia darurat pornografi. Diharapkan ada kegiatan nyata untuk melindungi anak dari pornografi, begitu juga penanganan apabila diketahui anak sudah mempunyai kecenderungan kecanduan pornografi. Untuk itu dibutuhkan upaya untuk melihat seberapa jauh anak mempunyai kecenderungan kecanduan pornografi melalui survey awal. Kemudian jika ditemui ada indikasi kecanduan pornografi pada anak , maka dibutuhkan konseling dan terapi yang tepat untuk menanganinya Guna mendukung upaya tersebut, maka dilakukan sosialisasi kepada para orang tua, khususnya yang mempunyai anak yang ada di kelas 4, 5 dan 6 SD

1.  UEU-Research-10151-16_0189.pdf - 564 KB