ANALISA PROTEIN BCL-2 SEBAGAI PENANDA PROGNOSIS (PROGNOSIS MARKER) KANKER LEHER RAHIM DARI INFEKSI HUMAN PAPILLOMA VIRUS (HPV) TIPE 16 DAN 18 DI INDONESIA

Kanker leher rahim merupakan salah satu kanker yang paling sering diderita kaum wanita. Menurut data dari Globocan, di Indonesia sendiri sampai tahun 2012 terdapat sekitar 9.000 kematian wanita akibat penyakit kanker leher rahim setiap tahunnya dan sekitar 20 ribu kasus infeksi baru. Penyebab kanker ini sebagian besar adalah adanya infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18. Untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas kanker leher rahim, saat ini pemerintah giat melaksanakan uji deteksi dini kanker leher rahim pada wanita-wanita yang telah aktif secara seksual di pusat-pusat layanan kesehatan secara gratis. Perjalanan kanker leher rahim sendiri memerlukan waktu yang panjang. Dimulai dari lesi pre-kanker hingga kanker invasif. Prognosis atau prediksi perjalanan penyakit leher rahim pada penderita sangat diperlukan oleh klinisi untuk dapat memberikan terapi yang lebih baik sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian pada penderita. Untuk keperluan ini maka diperlukan marker prognosis yang terbukti secara ilmiah mampu memberikan prediksi perjalanan penyakit kanker leher rahim. Protein Bcl-2 merupakan bagian dari famili protein Bcl-2 (B-cell lymphoma-2) yang bersifat anti-apoptosis. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa perubahan pada protein Bcl-2 menyebabkan terjadinya gangguan dalam pengaturan proses apoptosis, sehingga berperan dalam patogenesis penyakit kanker. Ekspresi Bcl-2 terlihat berperan dalam kejadian kanker payudara, kanker kelenjar getah bening, kanker paru-paru dan kanker otak. Berdasarkan fungsinya dalam kejadian kanker tersebut, maka protein Bcl-2 juga berpotensi untuk dijadikan penanda prognosis dalam perjalanan penyakit kanker leher rahim. Sampai Agustus 2018 ini, kami telah berhasil melakukan desain primer Bcl-2 yang digunakan untuk proses penggandaan pita DNA Bcl-2. Primer ini akan digunakan dalam proses real time RT-PCR yang diperlukan untuk penghitungan tingkat ekspresi gen Bcl-2. Primer ini sudah kami optimasi dalam menentukan suhu annealing, sehingga dapat dihasilkan kondisi optimum RT-PCR. Hasil optimasi memperlihatkan reaksi RT-PCR dapat berlangsung dengan baik. Selain primer Bcl-2, kami juga telah berhasil mendesain primer HPV 16 dan 18 yang digunakan dalam proses multiplex PCR untuk mendiagnosis apakah subyek terinfeksi HPV 16 atau 18. Primer ini juga telah kami optimasi untuk suhu annealing-nya. Hasil amplifikasi menghasilkan pita DNA yang spesifik. Selain itu kami juga telah berhasil mendapatkan surat lolos kaji etik dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan no. 0688/UN2.F1/ETIK/2018 untuk dapat melakukan penelitian pada subyek penderita, dan saat ini dilanjutkan dengan perijinan ke bagian Penelitian RSCM/FKUI untuk dapat melakukan proses pengambilan sampel dari subyek. Hasil penelitian juga telah didaftarkan pada Jurnal Bioinformatics and Biology Insights (Libertas Academica), juga telah dipresentasikan secara oral pada Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas 2018 di Solo. Selain itu, hasil penelitian telah mendapatkan surat pencatatan Hak Cipta dari Kemenkumham dengan No. 000122210.

1.  UEU-Research-12936-16_0287.pdf - 2243 KB