LAPORAN ABDIMAS LINGKUNGAN HIDUP: PENGENDALIAN SAMPAH LAUT DAN PEMBAKARAN LAHAN BERBASIS MASYARAKAT MELALUI PERTANIAN ORGANIK DI PULAU TELAGA, SIANTAN, KEPULAUAN ANAMBAS, KEPULAUAN RIAU

Sampah Laut dan Pembakaran Hutan dan Lahan adalah dua sisi yang menjadi ciri khas masyarakat petaninelayan di wilayah kepulauan, termasuk di Pulau Telaga, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas. Akibatnya, perilaku ini menimbulkan masalah di sekitar pulau yaitu penumpukan sampah di pantai dan polusi udara akibat dampak pembakaran lahan. Selain daripada itu, hampir sepertiga wilatah Kepulauan Anambas adalah daerah konservasi laut. Disadari atau tidak, guna kebutuhan sehari-hari, masyarakat sekitar sering memasuki wilayah konservasi ini guna pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan ekonomi mereka. Melihat itu, pihak swasta yang perduli lingkungan melalui Yayasan Pulau Bawah Anambas selaku sponsor bekerjasama dengan Yayasan Paramitra yang didukung dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul melakukan kegiatan telaah kebutuhan dan pemetaan sosial. Kegiatan ini kemudian dilanjut dengan upaya komunikasi persuasif guna menawarkan solusi atas permasalahan yang ada. Para pihak yang terkait dalam kegiatan ini melibatkan peran aktif Warga Pulau Telaga, Pemerintah Desa Telaga, Yayasan Bawah Anambas yang didukung oleh Yayasan Paramitra dan Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul. Hasilnya adalah disepakatinya kegiatan pembukaan lahan milik desa untuk dijadikan lahan percontohan perkebunan organik. Di tahap awal terpilih delapan Warga Desa Telaga selaku perintis program dan penerima manfaat. Terdapat empat karakter manfaat dari program pertanian ramah lingkungan ini, yaitu: (a) berbasis komunitas, (b) berbasis sumberdaya lokal, mengacu pada (c) penciptaan wirausaha, yang (d) berkelanjutan. Dengan pendekatan dan pendampingan intensif, saat ini petani-nelayan pulau telaga telah berhasil membuat mikroba decomposer, pupuk cair organik, pupuk kompos, pestisida nabati dan budidaya tanama sayuran secara organik dengan menggunakan bahan-bahan alami sekitar perkebunan sehingga penumpukan sampah dan polusi pembakaran lahan dapat teratasi melalui kerjasama antara Pemerintah Daerah, pihak swasta yang perduli lingkungan melalui Yayasan Pulau Bawah, Lembaga Swadaya Masyarakat Paramitra Foundation, dan dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul.

1.  UEU-Research-13197-16_0340.pdf - 827 KB