Mekanisme GCG diperlukan dalam perusahaan sebagai tata kelola dan pengawasan terhadap manajemen guna meningkatkan kinerja perusahaan, namun penerapan GCG dalam perusahaan belum tentu menjadi sebuah keharusan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata para investor. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah GCG mutlak dibutuhkan oleh perusahaan guna meningkatkan kinerjanya sehingga berdampak terhadap nilai perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mekanisme GCG dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan kinerja perusahaan sebagai variabel intervening di perusahaan manufaktur Indonesia yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan: (1) dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, (2) dewan direksi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (3) dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, (4) dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, (5) ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, (6) dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, (7) kinerja perusahaan bukan variabel intervening. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan bukan variabel intervening antara dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap nilai perusahaan dengan nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil daripada nilai pengaruh langsung (-0,34263< 0,219).