Latar Belakang: Gizi berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak karena gizi merupakan sumber tenaga, sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. keseimbangan antara asupan dan kebutuhan serta zat-zat yang masuk ke dalam tubuh menentukan status gizinya. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori yaitu: gizi kurang, gizi normal, gizi lebih. di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berdasarkan data Riskedas tahun 2013 menunjukkan hasil prevalensi baduta yang mengalami kekurangan gizi sebesar 33,0%, terdiri dari gizi buruk 11,5% dan gizi kurang 21,5%
Tujuan: Mengetahui hubungan pola pemberian MPASI lokal terhadap status gizi anak usia 6-24 bulan di Puskesmas Kaipare, Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur
Metode: Penelitian menggunakan desain penelitian Korelasi Pearson dan Rank Spearman yang mempelajari hubungan dua variabel atau lebih
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi (pValue=0,0001), ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi (pValue=0,049), ada hubungan antara asupan protein dengan status gizi (pValue=0,0027),ada hubungan antara asupan lemak dengan status gizi (pValue=0,021) ada hubungan antara asupan kalsium dengan status gizi (pValue=0,049),ada hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi (pValue=0,04),ada hubungan antara asupan vitamin c dengan status gizi (pValue=0,028) ada hubungan antara asupan vitamin a dengan status gizi (pValue= 0,048), ada hubungan antara frekuensi makan dengan status gizi (pValue=0,01), ada hubungan antara frekuensi penyakit infeksi dengan status gizi (pValue=0,01)
Kesimpulan: Pemberian MPASI lokal, frekuensi penyakit infeksi memiliki hubungan dengan status gizi anak usia 6-24 bulan di Puskesmas Waipare Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.