Difteri merupakan kejadian reemerging disease. Difteri adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian difteri di wilayah kerja Puskesmas Cikupa Kabupaten Tangerang dengan menggunakan desain penelitian case control. Jumlah sampel pada peneltian ini sebanyak 52 responden dengan jumlah kasus sebanyak 13 dan jumlah kontrol sebanyak 39. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2018 dengan menggunakan kuesioner, wawancara, observasi dan pengukuran. Hasil analisis univariat menunjukkan terdapat 25% responden penderita difteri, 53,8% responden dengan umur berisiko, 67,3% responden dengan ventilasi rumah memenuhi syarat, 63,5% responden dengan kepadatan hunian kamar tidur tidak memenuhi syarat, 51,9% responden dengan status imunisasi memenuhi syarat dan 61,5% responden yang tidak pernah kontak langsung dengan sumber penular. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepadatan hunian kamar tidur (OR=10,28, 95%CI =1,216�86,98) dan status imunisasi (OR=5,33, 95%CI=1,260�22,567) dengan kejadian difteri, sedangkan tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel umur (OR=1,00, 95%CI=0,284 - 3,522), ventilasi rumah (OR=0,291, 95%CI =0,056-1,498) dan kontak langsung dengan sumber penular (OR=0,38, 95%CI=0,092�1,634) dengan kejadian difteri. Disarankan Pemeerintah menyediakan akses transportasi dan Puskesmas Cikupa memberikan penyuluan kesehatan tentang imunisasi ulang DPT pada usia dewasa serta memberikan ORI langsung ke tempat kerja.Difteri merupakan kejadian reemerging disease. Difteri adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian difteri di wilayah kerja Puskesmas Cikupa Kabupaten Tangerang dengan menggunakan desain penelitian case control. Jumlah sampel pada peneltian ini sebanyak 52 responden dengan jumlah kasus sebanyak 13 dan jumlah kontrol sebanyak 39. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2018 dengan menggunakan kuesioner, wawancara, observasi dan pengukuran. Hasil analisis univariat menunjukkan terdapat 25% responden penderita difteri, 53,8% responden dengan umur berisiko, 67,3% responden dengan ventilasi rumah memenuhi syarat, 63,5% responden dengan kepadatan hunian kamar tidur tidak memenuhi syarat, 51,9% responden dengan status imunisasi memenuhi syarat dan 61,5% responden yang tidak pernah kontak langsung dengan sumber penular. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepadatan hunian kamar tidur (OR=10,28, 95%CI =1,216�86,98) dan status imunisasi (OR=5,33, 95%CI=1,260�22,567) dengan kejadian difteri, sedangkan tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel umur (OR=1,00, 95%CI=0,284 - 3,522), ventilasi rumah (OR=0,291, 95%CI =0,056-1,498) dan kontak langsung dengan sumber penular (OR=0,38, 95%CI=0,092�1,634) dengan kejadian difteri. Disarankan Pemeerintah menyediakan akses transportasi dan Puskesmas Cikupa memberikan penyuluan kesehatan tentang imunisasi ulang DPT pada usia dewasa serta memberikan ORI langsung ke tempat kerja.