Ketika memasuki usia lanjut, lansia akan tinggal bersama keluarganya, ada yang tinggal di Panti Werdha dengan banyak alasan. Seperti kemauan sendiri, terpaksa karena dititipkan keluarganya, dan lainnya. Memasuki masa lansia akan menjadi beban ekonomi, dan kesibukan keluarga, akhirnya menimbulkan perasaan tidak berguna dan menarik diri dari lingkungan menggambarkan penerimaan diri lansia. Salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan penerimaan diri adalah kepuasan hidup. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan penerimaan diri dengan kepuasan hidup pada lansia di Panti Werdha. Metode penelitian kuantitatif korelasional, dengan teknik non-probability sampling, dan jumlah sampel sebanyak 67 lansia yang tinggal di panti werdha daerah Jakarta. Alat ukur penerimaan diri dari Sheerer (dalam Cronbach, 1963) dengan 30 item dan reliabilitas (α) 0,891, dan alat ukur kepuasan hidup dari Neugarten, Havighurst, dan Tobin (1961) dengan 16 item dan reliabilitas (α) 0,881. Hasil penelitian dengan perhitungan product moment menunjukkan ada hubungan positif signifikan (sig 0,000 dan r 0,755) antara penerimaan diri dengan kepuasan hidup pada lansia di Panti Werdha. Penerimaan diri memberi kontribusi 57% terhadap kepuasan hidup. Lansia lebih banyak memiliki penerimaan diri rendah (58%) dan kepuasan hidup rendah (52%). Ada hubungan jenis kelamin dengan penerimaan diri, sedangkan usia, suku, dan agama tidak berhubungan dengan penerimaan diri. Ada hubungan agama dengan kepuasan hidup, sedangkan usia, jenis kelamin, dan suku tidak berhubungan dengan kepuasan hidup. Temuan dari penelitian adalah pendidikan berdampak positif terhadap penerimaan diri dan kepuasan hidup.
Visitors Today : 1 
Total Visitor : 1967832 
Visitors Online: 1