Skabies merupakan penyakit kulit menular yang masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan. Pondok Pesantren, sebagai lingkungan tempat banyak santri tinggal bersama, sering kali memiliki tingkat prevalensi skabies yang tinggi. Hasil survei pendahuluan menunjukkan bahwa 55% santri memiliki perilaku pencegahan penyakit skabies yang kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit skabies pada santri di Pondok Pesantren X Jakarta Utara tahun 2022. Studi cross-sectional dilakukan pada bulan Oktober 2022 - Agustus 2023. Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan peserta didik Pondok Pesantren yaitu dan besar sampel sebanyak 119 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah stratified random sampling. Variabel yang diteliti yaitu pengetahuan, sikap, dukungan guru (sebagai variabel independen) dan perilaku pencegahan penyakit skabies (variabel dependen). Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil univariat menunjukkan proporsi tertinggi yaitu santri yang memiliki perilaku kurang baik (52,9%), pengetahuan baik (63,9%), sikap kurang baik (51,3%), tokoh masyarakat (guru) tidak mendukung (54,6%). Hasil bivariat menemukan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan (PR=0,94; 95%CI=0,66-1,35) dengan perilaku pencegahan penyakit skabies dan terdapat hubungan antara sikap (PR=2,57; 95%CI=1,68-3,93), dan dukungan tokoh masyarakat (guru) (PR=1,92;95%CI=1,29-2,86) dengan perilaku pencegahan penyakit skabies. Perlu menambah jumlah kamar mandi, jumlah kesediaan tempat sampah, dan jumlah tempat penjemuran pakaian, menganjurkan pembina/guru untuk ada peraturan tertulis dan ada pengawas kebersihan serta diperlukan adanya kerjasama dengan PUSKESMAS dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi atau penyuluhan sehingga perilaku pencegahan penyakit skabies dapat terlaksana dengan baik.