Hipertensi masih merupakan problem kesehatan masyarakat di Indonesia
mengingat prevalensinya yang meningkat cukup tinggi. Hipertensi dapat
menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai macam faktor risiko. WHO
mencatat pada tahun 2012 terdapat 839 juta kasus penderita hipertensi dan
diperkirakan meningkat menjadi 1,56 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29%
dari total penduduk dunia. Angka kejadian hipertensi di Indonesia berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 mencapai 25,8%.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor � faktor
risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien di Puskesmas
Kecamatan Kembangan tahun 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh pasien yang berkunjung di Poli Umum dan Poli Penyakit Tidak Menular
di Puskesmas Kecamatan Kembangan. Pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan teknik accidental sampling, sampel dihitung dengan
menggunakan rumus sampel dua proporsi, yaitu sebanyak 100 responden.
Hasil Penelitian dengan uji Chi-square dan Fisher Exact menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara usia (p = 0,001 ; OR= 13,340 ; 95% CI =
1,701-104,622), tingkat pendidikan (p = 0,040 ; OR = 2,649 ; 95% CI = 1,130 �
6,210), pekerjaan (p = 0,037 ; OR=0,374 ; 95% CI = 0,160 � 0,876), riwayat
keluarga (p= 0,000 ; OR=31 ; 95% CI = 3,801 � 254,273). Sedangkan jenis
kelamin, kebiasaan merokok dan aktivitas fisik (olahraga) tidak terdapat
hubungan yang bermakna dengan kejadian hipertensi pada pasien di Puskesmas
Kecamatan Kembangan Tahun 2017.
Saran : diharapkan masyarakat menerapkan perilaku hidup sehat.
Sedangkan bagi puskesmas diharapkan lebih meningkatkan lagi upaya promotif
dan preventif hipertensi pada masyarakat.