ANALISIS ASUPAN ENERGI, ZAT GIZI MAKRO, VITAMIN C, ZAT BESI, SENG, DAN IMT/U BERDASARKAN TINGKATAN KOGNITIF SISWA KELAS 5 DI SD NEGERI DURI KEPA 13 PAGI JAKARTA BARAT

Latar Belakang. Tingkatan kognitif adalah tingkatan pengetahuan anak dalam kemampuan berpikir, mengingat sampai memecahkan masalah, sedangkan intelegensi (kecerdasan) merupakan tindakan terarah yang membutuhkan keterampilan dan kemampuan nalar yang baik untuk memecahkan masalah. Perkembangan otak berkaitan dengan kemampuan kognitif seseorang yang memiliki peranan penting terhadap prestasi dan keberhasilan dalam pendidikan. Asupan gizi dan status gizi yang normal dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan optimal anak. Hasil survei menyatakan bahwa 34,3 persen anak usia sekolah di Indonesia memiliki kognitif rata-rata. Faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif yaitu keturunan, kematangan biologis, pengalaman fisik, lingkungan, dan ekuilibrasi. Tujuan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan asupan energi, zat gizi makro, vitamin C, zat besi, seng, dan IMT/U berdasarkan tingkatan kognitif. Metode. Sampel yang diambil berjumlah 60 orang dengan desain cross-sectional. Asupan makanan diukur menggunakan food recall, IMT/U menggunakan timbangan dan microtoise, perkembangan kognitif menggunakan kuesioner. Uji statistik menggunakan t-test independent dan Mann Whitney. Hasil. Siswa dengan kognitif konkret 43 persen dan kognitif formal 57 persen. Rata-rata asupan energi yaitu 1292 kkal; triptofan 0,3 g; linoleat 2,6 g; linolenat 0,13 g; karbohidrat 178 g; vitamin C 6,3 mg; zat besi (Fe) 4,8 mg; seng (Zn) 4,9 mg; dan IMT/U -0.1 z-score. Variabel yang signifikan adalah asupan energi (p=0,0001), triptofan (p=0,032), linoleat (p=0,003), linolenat (p=0,044), karbohidrat (p=0,0001), zat besi (Fe) (p=0,032), seng (Zn) (p=0,009), dan IMT/U (p=0,038). Asupan vitamin C tidak signifikan dengan nilai p=403. Kesimpulan. Asupan energi, zat gizi makro, zat besi, seng, dan IMT/U yang memadai berpengaruh terhadap perkembangan kognitif siswa kelas 5 di SD Negeri Duri Kepa 13 Pagi Jakarta Barat. Siswa dengan asupan zat gizi dalam jumlah cukup dan IMT/U normal memiliki tingkatan kognitif lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki asupan zat gizi dan IMT/U kurang.


Alt. Description

Background. The cognitive level is the level of children�s knowledge of the ability to think and remember to solve problems. Intelligence directed actions that require skills and functional reasoning abilities to solve problems. Brain development is related to the cognitive abilities of a person who has an essential role in achievement and success in education. Nutritional intake and normal nutritional status need optimal growth and development of children. The survey results indicate that 34.3 percent of school-age children in Indonesia have average cognitive status. Factors that affect cognitive ability are heredity, biological maturity, physical experience, and environment. Objective. The study�s objective is to know the difference in energy intake, macronutrient, vitamin C, iron (Fe), zinc (Zn), and BMI/A to the cognitive level. Method. This is a cross-sectional study design with a sample of 60 students. Tools for data collection are food recall for food intake, BMI/A using scales and microtoise, cognitive development using standardized questionnaires. Statistical analysis test using independent t-test and Mann Whitney. Results. Students with concrete cognitive 43 percent and formal 57 percent. The average energy intake is 1292 kcal, tryptophan 0.3 g, linoleate 2.6 g, linoleate 0.13 g, carbohydrate 178 g, vitamin C 6.3 mg, iron 4.8 mg, zinc 4.9 mg, and BMI/A -0.1 z-score. Significant variables were energy intake (p=0.0001), tryptophan (p=0.032), linoleic (p=0.003), linolenic (p=0.044), carbohydrate (p=0.0001), iron p=0.032), zinc (p=0.009), and nutritional status (p=0.038). Vitamin C intake was not significant with p=403. Conclusion. Energy intake, macronutrients, iron, zinc, and BMI/A which tolerates an affect the cognitive development of fifth grade students at SD Negeri Duri Kepa 13 Pagi Jakarta Barat. Students with sufficient nutritional intake and normal BMI/A have higher cognitive levels than students whose nutritional intake and BMI are less

1.  UEU-Journal-19464-11_1013.pdf - 585 KB

• HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG ANAK DENGAN PROSES TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4 SAMPAI 5 TAHUN DI �TK. MA�RIFATULLAH � CILEDUG TANGERANG
• HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG ANAK DAN TINGKAT KEPARAHAN GANGGUAN TUMBUH KEMBANG ANAK DI RS SARI ASIH SERANG
• KEPEMIMPINAN, INSENTIF, BEBAN KERJA DAN KINERJA PERAWAT DI THE JAKARTA WOMEN & CHILDREN CLINIC
• KEPEMIMPINAN, INSENTIF, BEBAN KERJA DAN KINERJA PERAWAT DI THE JAKARTA WOMEN & CHILDREN CLINIC
• KEPEMIMPINAN, INSENTIF, BEBAN KERJA DAN KINERJA PERAWAT DI THE JAKARTA WOMEN & CHILDREN CLINIC
• HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, Fe DAN VITAMIN A DALAM MP-ASI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6 � 12 BULAN DI PUSKESMAS 5 ILIR PALEMBANG
• KEPEMIMPINAN, INSENTIF, BEBAN KERJA DAN KINERJA PERAWAT DI THE JAKARTA WOMEN & CHILDREN CLINIC
• LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT PELATIHAN DETEKSI KEJADIAN STUNTING KEPADA KADER POSYANDU (PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU, PERIODE 2018/2019)
• PENYULUHAN PERAN ORANG TUA DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
• VISUAL LEARNING AS OBJECT RECOGNITION TO RECOGNIZE IMAGE FOR MENTAL DISORDER CHILDREN