LAPORAN ABDIMAS : LAPORAN ABDIMAS PERAN INTERMEDIARY INSURANCE DALAM PENANGANAN ASURANSI KREDIT PERDAGANGAN DAN ASURANSI LAINNYA DI PT.PATRA NIAGA PERAN INTERMEDIARY INSURANCE DALAM PENANGANAN ASURANSI KREDIT PERDAGANGAN DAN ASURANSI LAINNYA

Salah satu tugas pengabdian masyarakat adalah melakukan sosialisasi pada institusi yang terdapat dalam masyarakat. Penulisan Laporan Abdimas ini didasarkan pada Sosialisasi peran Intermediary Asuransi pada penanganan Asuransi Kredit Perdagangan dan Asuransi lainnya di PT. Patra Niaga. PT Patra Niaga diluncurkan pada tahun 2004, sebagai entitas yang fokus pada bisnis hilir minyak dan gas, setelah sebelumnya terdaftar sebagai PT Elnusa Harapan di tahun 1997. Pada tahun 2011, PT Pertamina (Persero) mulai menyelaraskan semua logo anak perusahaannya melalui Direktorat Pemasaran dan Perdagangan Pertamina. Direktorat mulai mengganti nama masing-masing logo anak perusahaan termasuk logo PT Patra Niaga dan mengubah nama perusahaan menjadi PT Pertamina Patra Niaga. Pada tanggal 13 Juni 2020, PT Pertamina Patra Niaga telah ditunjuk sebagai Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) secara virtual, dan resmi legal end-state di tanggal 1 September 2021. Disamping mengelola bisnis dan operasional eksisting Pertamina Patra Niaga berupa perdagangan dan penanganan bahan bakar, serta manajemen armada dan depot, kini Sub Holding Commercial & Trading bertugas menjalankan rantai kegiatan bisnis hilir Pertamina. Pertamina telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung pendistribusian dan pemasaran produk energi yang dihasilkannya, termasuk produk Bahan Bakar Minyak (BBM), pelumas, LPG, aspal dan produk petrokimia, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumen ritel maupun korporat di seluruh negeri maupun di luar negeri. Peran Asuransi Kredit Perdagangan sangat penting dalam menunjang kegiatan operasional PT. Patra Niaga khususnya dalam penjualan berbagai produk Bahan Bakar Minyak (BBM), pelumas, LPG, dan aspal dan produk petrokimia kepada Customer Pelanggan karean sifatnya pembelian rutin berkesinambungan dengan volume yang disepakati berdasarkan kontrak jual beli. Oleh karenanya adanya Asuransi Kredit Perdagangan akan menjamin bila sewaktu-waktu Customer Pelanggan gagal bayar (wan prestasi), maka pihak Asuransi akan mengganti pembayarannya dengan hak subrograsi untuk pengambil alihan hak tagih ke Customer Pelanggan. Apalagi situasi pandemik seperti sekarang ini, yang menyebabkan aktivitas ekonomi terganggu, sehingga dapat diprediksi juga akan mengganggu kelancaran bisnis Customer Pelanggan. Metode pelaksanaan menggunakan sosialisasi, rapat dan diskusi online berbasis ilmu asuransi untuk produk asuransi kredit perdagangan dan asuransi lainnya, dengan membandingkan praktek nyata dengan terapan yang ideal. Berdasarkan hasil rapat dan diskusi online dengan pihak manajemen, didapati bahwa besarnya Limit Asuransi Kredit Perdagangan yang diberikan pihak Asuransi terbatas yaitu nilai jaminan kurang besar. Dampaknya adalah PT. Patra Niaga kurang leluasa dalam melakukan penjualan volume besar kepda Customer Pelanggan, demikian pula potensi klaim untuk gagal bayar dari Customer pelanggan memiliki resiko yang cukup tinggi untuk claim recovery nya. Sehingga dalam hal terjadi gagal bayar (wan prestasi) dari Customer Pelanggan, maka manajemen PT. Patra Niaga tidak mendapatkan bantuan dari pihak ahli di bidang Asuransi dalam hal ini Intermediary Asuransi untuk dapat mengajukan klaim dan memperoleh pembayaran klaim. Hal yang sama dalam penutupan Asuransi Kredit Perdagangan belum menggunakan tenaga ahli Asuransi seperti Intermediary Asuransi, agar didapatkan limit jaminan yang tinggi dengan menggunakan perusahaan Asuransi dan Reasuransi yang bonafid dan terpercaya. Walaupun existing practice sesuai standar dan kewajaran, namun akan lebih baik lagi menggunakan Intermediary Asuransi. Sosialisasi pentingnya Intermediary Asuransi ini adalah suatu bentuk sosialisasi masyarakat pada PT. Patra Niaga untuk memahami berbagai Nilai Tambah (Added Value) yang diberikan.

1.  UEU-Research-23575-16_0879.pdf - 821 KB

• ANALISA HUKUM TERHADAP PENERBITAN IRREVOCABLE L/C DALAM KONTRAK JUAL-BELI INTERNATIONAL
• ANALISIS PUTUSAN TINDAK PIDANA DALAM PERKARA TRAFFICKING MENURUT UNDANG�UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
• Analisa Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 36/PUU/- X/2012 Mengenai Pembubaran BP Migas Yang Diatur Dalam Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001
• PENGARUH CR, ROA, DER, AGE, OWNERSHIP, DAN SIZE TERHADAP RETURN SAHAM SEKTOR ASURANSI DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ) TAHUN 2005-2011
• ANALISIS HARGASAHAM DAN VOLUME PENJUALAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA
• TINJAUAN YURIDIS PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI ATAS KREDIT USAHA RAKYAT YANG MACET DI PT. ASURANSI KREDIT INDONESIA ( ASKRINDO )
• ANALISIS YURIDIS TERHADAP FIDELITY INSURANCE (ASURANSI JAMINAN KESETIAAN) DALAM PRINSIP-PRINSIP HUKUM ASURANSI KERUGIAN
• PERDAGANGAN PEREMPUAN UNTUK TUJUAN EKSPLOITASI SEKSUAL KOMERSIAL TERHADAP TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG BERDASARKAN Undang-Undang No. 21 TAHUN 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Trafiking ) ( Studi Kasus Putusan Mahkam
• Dampak Tayangan Program Reportase Investigasi terhadap Ibu-ibu Rumah Tangga Palem V RW 08 Kelurahan Petukangan Utara Jakarta Selatan
• Tinjauan Yuridis Peranan dan Tanggung Jawab Agen Asuransi Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Perasuransian