LAPORAN AKHIR PENELITIAN : PENGARUH SUHU AIR CONDITIONER TERHADAP KESEHATAN PEGAWAI DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA X

Air Conditioner adalah pendingin ruangan yang mampu mengkondisikan udara di dalam ruangan dan memberikan efek yang menyenangkan bagi tubuh. Namun, kualitas udara di ruangan ber-AC merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan (Ridhuan & Juniawan, 2014). Sebuah ruangan yang dihuni banyak orang dengan kondisi kesehatan yang berbeda kemungkinan akan berisiko tertular melalui kontak dengan orang lain. Ruangan yang ditempati banyak orang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan (Pramacakrayuda et al, 2010; Putra, 2016). Penggunaan AC sebagai alternatif pengganti ventilasi alami dapat meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja, namun sistem AC yang jarang dibersihkan menjadi tempat yang nyaman bagi mikroorganisme untuk berkembang biak. Kondisi ini menyebabkan penurunan kualitas udara dalam ruangan dan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang dikenal dengan penyakit Sick Building Syndrome (SBS) atau Tight Building Syndrome (TBS) (Mukono, 2014; Putra, 2016). Pada dasarnya, desain sistem pendingin udara yang digunakan untuk mengatur suhu ruangan secara konstan dapat melepaskan polutan. Kandungan gas SO2, CO2 dan O2 di dalam ruangan tidak terpengaruh dengan adanya sistem AC dengan filter yang efektif. Beban serbuk sari di dalam ruangan dapat dikurangi secara signifikan dengan adanya sistem pendingin udara. Jumlah bakteri dan spora di gedung ber-AC cenderung lebih rendah daripada di gedung tanpa AC, meskipun hal ini masih dalam pembahasan (Akbar et al, 2015).

1.  UEU-Research-24140-16_0919.pdf - 1241 KB

• ANALISIS PENGARUH SUHU AIR CONDITIONER TERHADAP KESEHATAN PEGAWAI DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA X
• LAPORAN AKHIR PENELITIAN : PENGARUH SUHU AIR CONDITIONER TERHADAP KESEHATAN PEGAWAI DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA X