KEPUASAN BODY IMAGE PADA PEREMPUAN YANG MENGIKUTI FITNESS DI PUSAT KEBUGARAN �X�

Bagi perempuan memiliki tubuh ideal sangatlah penting sesuai dengan standar ideal yang diinginkan, seperti tubuh ramping atau langsing, tinggi semampai, kulit bersih dan putih. Akan tetapi tidak semua perempuan dapat mencapai standar tubuh ideal yang di inginkannya. Akhirnya berbagai cara dilakukannya, dengan mengikuti olahraga di fitness center, membeli obat pelangsing, dan perawatan tubuh guna memiliki tubuh ideal. Apabila tidak dapat mencapai standar ideal, maka perempuan merasa tidak puas dengan bentuk tubuh yang dimiliki dan ada juga yang sudah merasa puas dengan bentuk tubuhnya, seperti merasa dirinya cantik dan memiliki tubuh langsing. Menurut Cash dan Pruzinsky (dalam Cristine 2008), mendefinisikan body image adalah pemikiran, perasaan, dan persepsi seseorang tentang tubuh mereka secara keseluruhan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Jumlah responden 100 orang perempuan yang mengikuti fitness di pusat kebugaran. Tujuan penelitian, melihat gambaran umum dari kepuasan body image pada perempuan yang mengikuti fitness, melihat gambaran kepuasan body image berdasarkan data penunjang, dan melihat faktor dimensi yang dominan pada kepuasan body image. Responden dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner disusun dari teori Cash dengan menggunakan skala Likert-5 ponit. Pada uji validitas, untuk skala body image diperoleh item valid sebanyak 38 item. Pada uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach yang pada pelaksanannya menggunakan program SPSS 15.0, diperoleh hasil dengan nilai koefisien 0, 891. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, penyajiannya dalam bentuk diagram dan tabel. Hasil menunjukkan bahwa kepuasan body image pada perempuan yang mengikuti fitness di pusat kebugaran X secara umum lebih banyak berada dalam kategori puas dari pada kategori tidak puas. Hal yang menarik perempuan yang mengikuti fitness usia 18-21 tahun ternyata lebih puas dari pada usia 22-40 tahun. Selanjutnya ibu rumah tangga lebih puas dibandingkan mahasiswi. Pada jenis olahraga aerobik ternyata lebih puas dari pada yoga dan pilates. Sedangkan frekuensi berolahraga dalam seminggu ternyata 3 kali lebih puas dari pada 4 kali. Waktu setiap kali berolahraga 1 jam lebih puas dari pada 3 jam. Lamanya berolahraga di fitness center 3 bulan lebih puas dibandingkan 6 bulan dan 1 tahun.Tujuan berolahraga di fitness center ternyata menjaga kesehatan lebih puas dari pada menaikkan berat badan. Frekuensi ke salon dalam sebulan 1 kali lebih puas dibandingkan ke salon > 3 kali. Selanjutnya pelayanan salon yang dipilih ternyata creambat lebih puas dari pada lulur dan pedicure. Dari 3 dimensi kepuasan body image yaitu penampilan fisik, kebugaran, dan kesehatan, faktor yang lebih dominan yaitu dimensi kesehatan.

• HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE, PERILAKU MAKAN DAN STATUS GIZI PADA REMAJA
• GAMBARAN BODY IMAGE PADA REMAJA AKHIR PRIA YANG MENGIKUTI FITNESS DI SPLASH SPORT CLUB
• KEPUASAN BODY IMAGE PADA PEREMPUAN YANG MENGIKUTI FITNESS DI PUSAT KEBUGARAN �X�
• HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN PERILAKU DIET MAHASISWI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
• GAMBARAN BODY IMAGE PADA PEREMPUAN DEWASA AWAL YANG MELAKUKAN SUNTIK PUTIH
• GAMBARAN BODY IMAGE PADA PEREMPUAN DEWASA AWAL YANG MELAKUKAN SUNTIK PUTIH
• KECEMASAN BODY IMAGE PADA PEREMPUAN DEWASA YANG MELAKUKAN BEDAH PLASTIK ESTETIK
• PERBEDAAN PEMILIHAN MAKAN, MEDIA SOSIAL, BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI, LABEL PANGAN, DAN TEMAN SEBAYA PADA REMAJA PUTRI DI SMA DAERAH KOTA DAN KABUPATEN
• PENGARUH MEDIA E-BOOKLET POLA MAKAN SEHAT TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSEPSI BODY IMAGE SERTA PERILAKU DIET PADA REMAJA PUTRI
• HUBUNGAN PENGETAHUAN, BODY IMAGE, DAN PRAKTIK PEMILIHAN MAKANAN KEMASAN PADA KONSUMEN SUPERMARKET TIPTOP RAWAMANGUN, JAKARTA