Untuk mengetahui perbedaan efek Thoracal Expansion Exercise (TEE) dengan
Diaphragmatic Release Technique (DRT) terhadap ekspansi thoraks pada kasus Penyakit
Paru Obstuktif Kronis (PPOK). Metode: Penelitian ini bersifat Experimental dan pre-post
test control group design. Sampel terdiri dari 18 orang yang dikelompokan menjadi
Kelompok perlakuan I dengan TEE dan kelompok perlakuan II dengan DRT. Hasil: Uji
normalitas Shapiro Wilk data berdistribusi normal dan uji homogenitas Levene�s Test data
homogen. Hipotesa I menggunakan Paired Sample T-Test didapatkan nilai ekspansi thoraks
(ET) sebelum mean�SD=1,58�0,58 dan sesudah mean�SD=2,13�0,73 dengan pvalue=
0,003. Hasil spirometri didapatkan nilai FEV1 kelompok I sebelum
mean�SD=51,35�15,69 dan sesudah mean�SD=56,25�18,50 serta p-value=0,002. Hipotesa
II menggunakan Paired Sample T-Test didapatkan nilai ET sebelum mean�SD=1,37�0,49
dan sesudah mean�SD=2,31�0,67 dengan p-value<0,001. Hasil spirometri FEV1 Kelompok
II sebelum mean�SD=48,93�13,67 dan sesudah intervensi mean�SD=54,14�13,86 serta
p-value<0,001. Hipotesa III menggunakan Independent sample T-test terhadap nilai selisih
ET antara kelompok I dan kelompok II dengan p-value=0,031. Hasil spirometri FEV1 selisih
sebelum dan sesudah intervensi kelompok I mean�SD=4,90�3,31 serta nilai selisih FEV1
sebelum dan sesudah intervensi kelompok II mean�SD=5,21�2,54 serta p-value=0,827.
Kesimpulan: Ada perbedaan efek antara Thoracal Expansion Exercise (TEE) dengan
Diaphragmatic Release Technique (DRT) terhadap ekspansi thoraks pada kasus Penyakit
Paru Obstuktif Kronis (PPOK).