HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN PERILAKU DELINQUENCY PADA REMAJA DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN � X JAKARTA

kan orangtua dan menerapkan disiplin yang tidak efektif. Hal seperti ini akan membuat anak menjadi tidak nyaman, menghabiskan banyak waktu diluar rumah dengan teman sebaya yang terkadang anak terjerumus dengan perilaku delinquency yang mengarah ke kriminalitas, maka pada zaman sekarang ini banyak remaja yang terlibat kasus hukum dan harus menjalani masa remajanya dalam Lembaga Pemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat atau lemah hubungan antara pola asuh dengan perilaku delinquency, gambaran kategori delinquency dan pola asuh. Jenis penelitian ini adalah non-eksperimental. Populasi dan sampel penelitian yaitu remaja laki-laki yang berada dalam Lembaga Pemasyarakatan-X. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki yang berusia 17- 20 tahun dan berjumlah 35 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala delinquency dan skala pola asuh yang dibuat berdasarkan skala Likert. Untuk mengetahui reabilitas dan validitas skala, maka telah dilakukan uji coba kepada 30 remaja dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Untuk uji reabilitas menggunakan teknik Cronbach Alpha dengan menggunakan program SPSS 15.0 for windows. Setelah dilakukan uji coba diperoleh hasil pada koefisien reliabilitas untuk skala delinquency sebesar 0,897. Sedangkan koefisien reliabilitas untuk skala otoriter sebesar 0,858, kemudian koefisien reliabilitas skala demokratis sebesar 0,900 serta skala permisif memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,760. Hasil penelitian menunjukkan pada hubungan antara jenis pola asuh otoriter dengan delinquency adalah ada hubungan yang positif lemah tidak signifikan. Sedangkan pada hubungan jenis pola asuh demokratis dengan delinquency adalah ada hubungan yang negatif sangat lemah tidak signifikan. Serta pada hubungan jenis pola asuh permisif adalah ada hubungan yang negatif sangat lemah tidak signifikan. Hasil yang didapat dari kategori delinquency adalah sampel cenderung memiliki delinquency rendah yaitu 54,17%, dan sampel yang mempersepsikan jenis pola asuh otoriter atau permisif adalah sampel yang berperilaku delinquency cenderung tinggi. Berdasarkan crosstabulasi bahwa remaja laki-laki yang usianya 18 tahun, pendidikan subjek SD, pendidikan ayah SMP, pendidikan ibu SD, tinggal dan diasuh bersama teman/saudara serta salah satu orangtua cenderung tinggi pada perilaku delinquency.

1.  UEU-Undergraduate-1110-COVER.pdf - 28 KB
2.  UEU-Undergraduate-1110-LEMBAR PERNYATAAN.pdf - 19 KB
3.  UEU-Undergraduate-1110-TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI.pdf - 20 KB
4.  UEU-Undergraduate-1110-LEMBAR PENGESAHAN.pdf - 19 KB
5.  UEU-Undergraduate-1110-KATA PENGANTAR.pdf - 22 KB
6.  UEU-Undergraduate-1110-ABSTRAK.pdf - 31 KB
7.  UEU-Undergraduate-1110-DAFTAR ISI.pdf - 26 KB
8.  UEU-Undergraduate-1110-DAFTAR GAMBAR.pdf - 20 KB
9.  UEU-Undergraduate-1110-DAFTAR PUSTAKA.pdf - 32 KB
10.  UEU-Undergraduate-1110-DAFTAR LAMPIRAN.pdf - 17 KB
11.  UEU-Undergraduate-1110-BABI.pdf - 60 KB

• HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN PERILAKU DELINQUENCY PADA REMAJA DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN � X JAKARTA