PENANGANAN KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PESISIR: STUDI KASUS KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN MUARA ANGKE

Urbanisasi yang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota akan memberikan dampak terhadap kondisi demografis maupun spasial suatu kota. Tekanan urbanisasi mengakibatkan dibutuhkannya penyediaan dan pengembangan permukiman yang layak sebagai salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ketidakmampuan dalam penyediaan dan pengembangan permukiman yang layak akan memicu berkembangnya kawasan-kawasan kumuh yang cenderung terus meningkat setiap tahunnya. Sehingga isu lonjakan angka urbanisasi dan meningkatnya jumlah kawasan kumuh perkotaan mutlak menjadi perhatian. Permasalahan kumuh tidak hanya melanda kota-kota besar seperti Jakarta, Medan maupun Surabaya, tetapi hampir di setiap wilayah di Indonesia memiliki persoalan yang sama yaitu timbulnya kawasan kumuh terutama yang tidak terencana, dan tak terkecuali di kawasan pesisir. Kawasan pesisir memiliki tipologi yang lebih unik dibandingkan perkotaan. Lokasi tepi air dengan karakteristik kawasan permukiman mayoritas diperuntukkan bagi para nelayan. Sebagian besar bangunan tidak memiliki Ijin mendirikan Bangunan (IMB) dan berada pada lokasi dengan elevasi tidak tertata dengan baik yang bercampur dengan aktivitas lain, tidak adanya sistem pelayanan air bersih, beberapa penampung Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sudah tidak berfungsi. Selain itu, kondisi perpipaan dari air baku sudah tidak berfungsi, serta drainase dan sanitasi langsung ke laut tidak ditampung dahulu. Oleh karena itu, rendahnya kualitas tempat tinggal masyarakat akan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan maupun kesehatan masyarakatnya. Pada tahap teoritis, studi ini dilakukan penelaahan literatur terkait karakteristik permukiman kumuh. Metodologi akan dijabarkan melalui pendekatan mix method yang menurut Tashakkori dan Teddlie (2003) yaitu �mixing� berarti penyelidikan suatu studi melalui integrasi, sintesa, metode kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah studi kasus karena berusaha menginterpretasikan hasil investigasi suatu kasus. Untuk memenuhi kebutuhan data maka dilakukan studi lapangan yaitu observasi, wawancara pengumpulan data sekunder dan pemetaan, kemudian dilakukan pengolahan data dan analisis. Identifikasi karakteristik, tipologi dan penanganan penataan kawasan kumuh di kawasan pesisir Muara Angke dilakukan untuk upaya penanganan mengurangi permasalahan dan mampu menciptakan sebuah kawasan yang sesuai dengan rencana tata ruang dan berkelanjutan.

1.  UEU-Research-11880-16_0237.pdf - 4177 KB

• PENANGANAN KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PESISIR: STUDI KASUS KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN MUARA ANGKE