PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN TERPADU (PKT) DI PEMDA DKI MELALUI PENILAIAN TANGGUH DAN MANDIRI

Pembinaan yang dilakukan merupakan Pengabdian Masyarakat pada Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) di PEMDA DKI. Tujuan Pembinaan diawali dengan kajian program yang ada, dalam rangka meningkatkan kinerja usaha serta mempersiapkan UKM untuk naik kelas. Bentuk pembinaan melalui proses yang disebut P1 sampai dengan P7 merupakan tahapan kegiatan dimulai dengan, pendaftaran (P1), pelatihan (P2), pendampingan (P3), perijinan (P4), pemasaran (P5), pelaporan keuangan (P6) dan Permodalan (P7). Pelaksanaan pembinaan melalui proses 7 tahapan tersebut, dimana setiap proses tahapan harus diikuti oleh peserta UMKM yang dibina dan diharapkan selesai dalam jangka waktu 1 tahun anggaran. Sub sistem dari Pembinaan (P1-P7) diperlukan pendampingan, yang mempunyai kompetensi pendamping kewirausahaan dari BNSP dan berijasah Sarjana 1. Dengan demikian keberhasilan dari program ini juga terletak dari peran individu pendamping dalam memotivasi, serta menjadi narasumber dan fasilitator bagi UMKM yang menjadi binaannya. Sejauh mana pelaksanaan program mempunyai nilai kemanfaatan terhadap peserta binaan, dilakukan monitoring dan evaluasi, melalui lima kegiatan manajemen usaha yaitu, sumberdaya manusia, manajemen produksi, administrasi keuangan, pemasaran serta motivasi dan rencana usaha. Monitoring dan evaluasi (monev) dilakukan terhadap peserta PKT sebanyak 44.000 mitra UKM (peserta program), melalui kegiatan supervisi (pendampingan) yang dilaporkan sebanyak 3 kali (triwulan) dalam 1 tahun. Manfaat pendampingan dan pembinaan lapangan yang diberikan, ditunjukkan pada keberhasilan dan peningkatan lima bidang manajemen usaha yang diamati melalui kegiatan monev dan supervisi. Hasil pembinaan menunjukkan bahwa manfaat dan keberhasilan Program Pengembangan Kewirausahaan Terpadu (PKT), bukan hanya terletak pada besarnya jumlah peserta pada tahap Pi dan P2. Tetapi bagaimana memberikan wawasan bisnis dan motivasi usaha yang disampaikan secara kontinyu melalui supervisi yang dilakukan sehingga peserta program berhasil sampai dengan proses P7. Hasil yang ditunjukkan melalui penilaian tangguh dan mandiri, tidak mengalami peningkatan yang diinginkan dari lima indikator yang diamati. Hal ini menjadi satu simpulan dan saraan, bahwa pembinaan melalui proses P1 sampai P7 perlu dilakukan perubahan sistem, dengan menambah satu proses pembinaan dalam rangka peningkatan daya saing usaha.

1.  UEU-Article-13271-5_0145.pdf - 576 KB

• MODEL PEMBELAJARAN ENTREPRENEURSHIP INOVATIF DI PERGURUAN TINGGI
• PEER REVIEW ENTREPRENEURSHIP DAN MINAT JILID 1
• PEER REVIEW ENTREPRENEURSHIP DAN INTENSI JILID 2
• PEER REVIEW THE EFFECT OF ENTREPRENEURSHIP EDUCATION AND THE SCHOOL ENVIRONMENT ON INTEREST IN ENTREPRENEURSHIP WITH SELF EFFICACY AS A MEDIATION