HUBUNGAN PENGETAHUAN PENGOBATAN DENGAN KEMAUAN BEROBAT TERATUR PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PEMBINA KECAMATAN SENEN JAKARTA PUSAT

Penyakit Tuberkulosis (TB Paru) merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun-tahun terakhir memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka kematian yang disebabkan oleh TB Paru. Penemuan kasus TBC di Indonesia (CDR=Case Detection Rate ) pada tahun 2005 adalah 68%, telah mendekati target global untuk penemuan kasus pada tahun 2005 sebesar 70% dan target 2007 menjadi 74%. Sedangkan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate = SR) mencapai 89,7% melebihi target WHO sebesar 85%. Kemauan berobat teratur dalam menjalankan aturan pengobatan (medical regimens) bagi penderita TB Paru adalah sangat penting untuk dapat mencapai kesembuhan yang optimal. Namun dipihak lain penderita yang kurang mengerti atau memahami perlunya mematuhi pengaturan pengobatan secara benar dan kontinue, walaupun obat yang diberikan didapat secara gratis di Puskesmas-puskesmas dan seringkali mengabaikan ketentuan pengobatan tersebut, terutama bila ia tidak merasa sakit lagi. Bagi penderita TB Paru yang mendapat pengobatan dengan obat anti tuberkulosis, perilaku penderita yang tidak tertib mengikuti regimen pengobatannya akan sangat merugikan tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi lingkungan yang ditularkannya. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan penelitian Cross Sectional. Data yang digunakan adalah data primer dengan mempergunakan perangkat kuesioner kepada 25 orang responden pada penderita TB Paru dan penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pembina Kecamatan Senen. Dalam penelitian ini dilakukan uji statistik bivariat dengan menggunakan uji Kai Kuadrat.. Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan pengobatan dengan kemauan berobat teratur penderita TB Paru di Puskesmas Pembina Kecamatan Senen, maka didapatkan kesimpulan Tingkat Pengetahuan pengobatan responden sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan pengobatan yang tinggi yaitu 68 %. Memiliki pengetahuan pengobatan yang sedang yaitu (16 %), dan memiliki pengetahuan yang rendah sebesar 4 orang (16 %). Didapati ada 19 (76 %) penderita TB Paru yang memiliki kemauan berobat teratur dalam melaksanakan pengobatan sedangkan 6 (24%) penderita TB Paru yang tidak memiliki kemauan berobat teratur dalam melaksanakan pengobatannya. Dapat disimpulkan : ada hubungan antara pengetahuan pengobatan dengan kemauan berobat teratur penderita TB Paru di Puskesmas Pembina Kecamatan Senen. Dari hasil uji yang didapat maka dapat disimpulkan tingkat kesembuhan di Puskesmas Pembina Kecamatan Senen yang tinggi dapat diasumsikan memiliki pengetahuan pengobatan dan kemauan berobat teratur penderita TB Paru di Puskesmas Kecamatan Senen juga tinggi atau baik. vi

• HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KUSTA DI RUMAH SAKIT KUSTA DR. SITANALA TANGERANG
• HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG
• HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN PERUBAHAN KADAR KREATININ PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK PRE DIALISIS RAWAT JALAN KONSULTASI GIZI YANG MEMPUNYAI ASUPAN ENERGI KURANG DI RUMAH SAKIT PANTAI INDAH KAPUK JAKARTA UTARA
• HUBUNGAN TINDAKAN KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI PANGKALAN 3 TELUK NAGA TANGERANG
• HUBUNGAN ANTARA SANITASI FISIK RUMAH TINGGAL TERHADAP PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI KAMPUNG KEDAUNG WETAN RT 004 RW 04 KELURAHAN KEDAUNG WETAN KECAMATAN NEGLASARI KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN
• HUBUNGAN STATUS GIZI ORANG DEWASA USIA 45-54 TAHUN DAN KEJADIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR ( NON-COMMUNICABLE DISEASES) HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS DAN PENYAKIT JANTUNG DI PROVINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN (ANALISIS DATA RISKESDAS 2007)
• HUBUNGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI (PENDIDIKAN,PENDAPATAN, DAN PEKERJAAN) DAN PEMILIHAN SUMBER PENGOBATAN RW. 06 KELURAHAN KEMANGGISAN KECAMATAN PALMERAH JAKARTA BARAT
• HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN TENTANG PENYAKIT MENULAR TB-PARU DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN APD (MASKER) DI WILAYAH PUSKESMAS SUKA MULYA
• PENGARUH PERILAKU PASIEN YANG MENGKONSUMSI MAKANAN BERLEMAK TERHADAP RESIKO TERJADINYA PENYAKIT HIPERTENSI DI LABORATORIUM KLINIK WESTERINDO
• TINJAUAN PERBEDAAN RATA-RATA BIAYA PENGOBATAN PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP ANTARA TARIF INA-DRG DENGAN TARIF RUMAH SAKIT PADA PASIEN SCHIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN