PERAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG MUKA, RW 04, KELURAHAN ANCOL, KECAMATAN PADEMANGAN, KOTA JAKARTA UTARA

Kampung kota dapat menjadi daya tarik kearifan lokal antar budaya dan dapat menjadi sejarah kota seperti di Kota Metropolitan Jakarta. Pada tahun 1960, Jakarta pernah mendapat julukan "Big Village" atau Kampung Besar karena memiliki lebih dari seribu kampung. Hal ini dilihat pada acara "Pameran Toponomi Wall of Frame Sejarah Betawi" di Pasar Seni Ancol menceritakan tentang Sejarah kampug kota di Jakarta. Seiring berjalannya waktu kampung-kampung ini menjadi tidak kondusif karena tingginya permintaan lahan dari para urban yang pindah ke Jakarta. Masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah tidak dapat memperbaiki kondisi lingkungannya sehingga bermunculan kantong-kantong permukiman kumuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan di kawasan permukiman kumuh di Kampung Muka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi lapangan. Metode sampling yaitu purposive sampling dengan mengutamakan kepala keluarga dan perangkat kampung yang turut serta dalam program community action plan (N=100). Teknik analisis yang digunakan yaitu metode analisis skoring, kuantitatif dan tabulasi silang menggunakan perangkat lunak spss. Kualitas lingkungan di kampung muka sangat dipengaruhi oleh kondisi drainase yang buruk serta kepadatan bangunan yang memiliki KDB, KLB, dan jumlah lantai yang tidak sesuai dengan standar kawasan permukiman. Hasil observasi lapangan dan pembobotan kualitas permukiman Kampung Muka masuk dalam kategori kumuh ringan. Ditinjau dari tingkat partisipasinya warga telah mampu memahami peran mereka di lingkungannya masing-masing jika diklasifikasikan tingkat partisipasi adalah masyarakat fungsional. Hal ini menggambarkaan bahwa terjalin hubungan kolaborasi yang fungsional antara warga dengan pemerintah setempat. Hal ini tergambar dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan masjid dan kantor RW yang dilakukan swadaya masyarat setempat. Pengaruh tingkat partisipasi terhadap kualitas lingkungan secara berurutan dipengaruhi oleh lamanya tinggal, keterampilan warga, jenis kelamin, umur, pekerjaan, sedangkan variable dalam penelitian yang tidak memiliki hubungan dengan kualitas lingkungan adalah status pendidikan dan pendapatan warga.


Alt. Description

The urban village can be an attraction for intercultural local wisdom and can become the history of a city such as in the Metropolitan City of Jakarta. In 1960, Jakarta was nicknamed "Big Village" or Kampung Besar because it has more than a thousand villages. This can be seen at the Wall of Frame Toponomy Exhibition of Betawi History at the Ancol Art Market telling about the history of urban villages in Jakarta. Over time, these villages became unfavorable due to the high demand for land from urbanites who moved to Jakarta. People with lower middle income cannot improve their environmental conditions so that slum pockets have emerged. The purpose of this study was to analyze the role of the community in improving the quality of the environment in the slum area of Kampung Muka. This study uses a quantitative approach with data collection techniques using questionnaires and observations. The sampling method was purposive sampling by prioritizing the head of the family and village officials who participated in the community action plan program (N = 100). The analysis technique used is the method of scoring analysis, quantitative and cross-tabulation using SPSs software. The quality of the environment in the village is highly influenced by poor drainage conditions and the density of buildings that have KDB, KLB, and the number of floors that are not in accordance with the standard of residential areas. The results of field observations and weighting of the quality of the Kampung Muka settlement fall into the light slum category. Judging from the level of participation, the citizens have been able to understand their role in their respective environment if it is classified as a functional community level of participation. This illustrates that there is a functional collaborative relationship between residents and local government. This is reflected in community participation in the construction of mosques and RW offices by local community organizations. The influence of the level of participation on environmental quality is influenced by the length of stay, citizen skills, gender, age, occupation, while the variables in the study that have no relationship with environmental quality are education status and residents income.

1.  UEU-Proceeding-21339-14_0071.pdf - 1707 KB

• ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP REALISASI BELANJA DAERAH
• Evaluasi Konsep Design Banten Waterfront City Kecamatan Kasemen
• SEJAUH MANA TINGKAT PERHATIAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN PT. MEDCO DOWNSTREAM INDONESIA TERHADAP ISI ENERGIZER
• HUBUNGAN TEPAT WAKTU PENGIRIMANrm RAWAT INAP KEBAGIAN REKAMDIS DENGAN KECEPATAN KLAIM MENGGUNAKAN SISTEM INA-DRGS DI RS.YUSUP BANDUNG
• ANALISA KELAYAKAN MASTER PRODUCTION SCHEDULE DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNINGPART BRAKE DRUM HINOPADA PT. KG TECHNOLOGY, DEPARTEMEN CASTING
• TINGKAT PENGETAHUAN DAN KESUKAAN TERHADAP PRODUK IKLAN BEBELAC VERSI �YOU�RE MY EVERYTHING� PADA IBU-IBU KELURAHAN NEGLASARI KOTA TANGERANG
• PERANCANGAN PETA WISATA DI KOTA MADIUN & SEKITARNYA BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN ECLIPSE IDE, JAVA DAN XML
• HUBUNGAN PERSEPSI PEGAWAI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN DISIPLIN KERJA DI BAGIAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA (PSD) DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG
• CITRA FPI DALAM PERSPEKTIF MUI KOTA TANGERANG
• RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA DENGAN METODE SWOT STUDI KASUS : KOTA LAMA TANGERANG