Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Kepatuhan minum obat merupakan faktor kunci keberhasilan pengobatan penyakit tuberkulosis itu sendiri. Ketidakpatuhan pengobatan dapat meningkatkan risiko kegagalan pengobatan dan relaps, serta dianggap sebagai salah satu penyebab paling penting munculnya drug-resistant TB. Kepatuhan minum obat adalah tindakaan penderita terkait ketaatan pasien dalam proses pengambilan obat rutin dan konsumsi obat rutin selama pengobatan tahap intensif dan tahap lanjutan yang ditentukan oleh petugas kesehatan. Berdasarkan observasi yang dilakukan dengan membagikan kuesioner di UPTD Puskesmas Bekasi Jaya pada pada bulan Januari � Oktober 2021 untuk kepatuhan pasien diperoleh hasil 62% patuh dan sekitar 38% pasien tidak patuh dalam minum obat TB. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui analisis kepatuhan minum obat pada pasien TB paru di UPTD Puskesmas Bekasi Jaya. Penelitian ini menggunakan metodelogi penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian merupakan seluruh total populasi yaitu sebanyak 37 orang yang sedang mengalami pengobatan. Penelitian ini dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh pasien di Poli TB Puskesmas. Kemudian analisis data dilakukan dengan analisis Univariat dan Bivariat.
Hasil analisis univariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi tertinggi yaitu responden pendidikan tinggi sebanyak 65%, responden yang tidak bekerja sebanyak 65%, pengetahuan baik sebanyak 65%, ketersedian fasilitas dan sarana kesehatan responden yang mengatakan lengkap sebanyak 65%, akses ke pelayanan kesehatan yaitu responden yang menyatakan tidak sulit sebanyak 68%, dukungan keluarganya baik sebanyak 86,5%, dukungan petugas kesehatan baik sebanyak 68%.
Penelitian ini juga menemukan hasil analisis bivariat yaitu ada hubungan yang antara status pendidikan (p = 0,039; PR = 2,46 ; 95% CI = 1,089-5,563), kepatuhan minum obat (p = 0,039 ; QR = 2,46 ; 95% CI = 1,09-5,56), ketersediaan sarana dan fasilitas kesehatan (p = 0,039 ; QR = 2,46 ; 95% CI = 1,09 � 5,56), akses ke pelayanan kesehatan (p = 0,006 ; QR = 3,32 ; 95% CI = 1,46-7,85), dukungan keluarga (p = 0,039 ; QR = 2,46 ; 95% CI = 1,09 � 5,56), dan dukungan tenaga kesehatan (p = 0,027 ; QR = 2,78 ; 95% CI = 1,24 � 6,21) dengan kepatuhan minum obat. Selainitu penelitian juga menemukan tidak ada hubungan antara status pekerjaan dengan kepatuhan minum obat (p = 1,000 ; PR = 0,97 ; 95% CI = 0,42� 2,3).
Oleh hal tersebut maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat wilayah kerja Puskesmas akan pentingnya kepatuhan minum obat pada pasien TB selain itu Diharapkan dengan semakin aktifnya petugas kesehatan dan juga sekotor lain yang terkait, dapat meningkatkan angka ke patuhan minum obat pasien TB paru di lingkungan kerja UPTD Puskesmas Bekasi Jaya.