Stunting adalah keadaan tubuh yang sangat pendek, dilihat dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference Study), stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 � 59 bulan, dengan TB/U di bawah minus dua (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis). Menurut WHO prevalensi stunting pada balita sebesar 21,9%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor � faktor yang berhubungan dengan kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi Case Control dengan perbandingan 1:2. Sampel terdiri atas 28 sampel kasus dan 56 sampel control. Hasil univariat yaitu ditemukan bahwa prevalensi tertinggi yaitu Berat Badan Lahir Normal (86,9%), Panjang Badan Lahir normal (70,2%), Status Ekonomi Non Gakin (66,9%), Tidak Ada Penyakit Infeksi (79,8%), Riwayat Ibu Saat Hamil Tidak KEK (92,9%), Riwayat Konsumsi TTD (95,2%), ASI Eksklusif (94%), Pengetahuan Ibu Baik (78,6%), Tingkat Kecukupan Energi Baik (64,3%), dan Tingkat Kecukupan Protein Baik (66,7%). Terdapat hubungan yang bermakna antara Riwayat Berat Badan Lahir Rendah, Panjang Badan Lahir, Status Ekonomi, ASI Eksklusif, Pengetahuan Ibu, Tingkat Kecukupan Energi dan Tingkat Kecukupan Protein dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian Stunting yaitu Tingkat Kecukupan Protein.