MODEL PENERIMAAN (ACCEPTANCE) P-CARE BPJS DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Sistem Informasi Kesehataan (SIK) di sebagian besar negara tidak memadai dalam memberikan dukungan yang dibutuhkan manajemen. Hasil evaluasi SIK di Indonesia oleh Pusdatin Kemenkes RI pada tahun 2007 dengan menggunakan perangkat Health Metrics Network-World Health Organization (HMN-WHO) yang terdiri dari 6 komponen SIK, diketahui bahwa secara umum SIK di Indonesia ada tapi tidak adekuat. Komponen sumber daya (47%), indikator (61%), sumber data (51%), kualitas data (55%), penggunaan dan diseminasi data (57%) serta manajemen data (35%). Pusdatin Kemenkes RI menyatakan bahwa sistem informasi elektronik yang digunakan di Puskesmas berbeda-beda, bersumber dari program Kab/Kota/Prov ataupun Donor. Hasil survey di Nusa Tenggara Barat diketahui bahwa Puskesmas membuat sebanyak lebih dari 300 laporan per tahun melalui 8 macam software yang tersedia, hal ini menimbulkan petugas tidak konsentrasi atau asal entry. Setiap sistem berbeda data base dan tidak terintegrasi satu dengan yang lainnya. Sistem informasi elektronik seperti rekam medis elektronik (EMR) semakin diadopsi di bidang kesehatan. Satu-satunya software di Indonesia yang digunakan di Puskesmas dan mendekati konsep EMR adalah p-care BPJS. P-Care BPJS sering dikenal dengan p- care BPJS Kesehatan adalah aplikasi sistem informasi pelayanan pasien berbasis webase yang disediakan oleh BPJS Kesehatan diperuntukkan bagi para fasilitas kesehatan primer untuk memberikan kemudahan akses data ke server BPJS mencakup pendaftaran, penegakan diagnosa, terapi, hingga pelayanan laboratorium. Akhir-akhir ini kegagalan implementasi sistem informasi elektronik diketahui selain disebabkan oleh kualitas aspek teknis juga disebabkan perilaku atau penerimaan penggunanya. Model penerimaan sistem informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap sistem informasi elektronik adalah Technology Acceptance Model atau TAM. Sampai saat ini di Indonesia penelitian yang menjelaskan penerimaan individu terhadap penggunaan p- care BPJS belum pernah dilakukan. Penelitian ini ingin menganalisis model penerimaan (acceptance) p-care BPJS di Puskesmas. Penelitian dilakukan di lima kab/kota Provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Bangkalan, Bondowoso, Lamongan, Malang dan Kota Kediri bulan Februari-Mei 2016. Jenis penelitian observasional dengan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian potong lintang (cross-sectional) digunakan untuk menganalisis model. Besar sampel 30 orang pengguna p-care BPJS dari 30 Puskesmas dengan teknik multistage random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial dilakukan dengan uji Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan program SmartPLS 3.0 terdiri dari dua fase, yaitu fase measurement model dan structural model. Hasil analisis data pada fase measurement model diketahui bahwa model pengukuran dinyatakan fit (baik) dan dinyatakan memenuhi reliability, convergent iv validity, dan discriminant validity. Pada fase structural model menunjukkan model penerimaan p-care BPJS di Puskesmas dibentuk oleh Perceived Ease of Use (PEOU) dan Perceived Usefulness (PU) melalui Attitude towards Use p-care BPJS dan Behavioral Intention to Use p-care BPJS. Nilai GoF sebesar 0.741 maka dapat disimpulkan bahwa GoF model penerimaan p-care BPJS di Puskesmas termasuk dalam kategori baik (fit). Hasil analisis model tersebut memperlihatkan bahwa besarnya R2 untuk perilaku penggunaan p-care BPJS di Puskesmas adalah 0.790. Hal ini berarti bahwa keragaman data perilaku penggunaan p-care BPJS di Puskesmas yang dapat dijelaskan oleh konstruk tersebut sebesar 79% sisanya sebesar 21% dijelaskan oleh selain konstruk tersebut yang tidak dimasukkan dalam model. Anteseden penentu model penerimaan p-care BPJS Kesehatan di Puskesmas adalah Perceived Ease of Use (PEOU) dan Perceived Usefulness (PU). Dengan demikian pengguna p-care BPJS Kesehatan perlu dilatih secara berkelanjutan agar selalu termutakhirkan pemahaman dalam pengoperasiannya dengan versi terkini.

• PELATIHAN CONTENT DEVELOPMET
• MODUL ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM INFORMASI (MIK 452)
• INTENTION AND USAGE OF COMPUTER BASED INFORMATION SYSTEMS IN PRIMARY HEALTH CENTERS
• GAMBARAN PELAKSANAAN PENCATATAN DAN PELAPORAN POSYANDU PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA
• GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP APLIKASI PENDAFTARAN ONLINE MENGGUNAKAN EUCS (END USER COMPUTING SATISFACTION) DI RSUP FATMAWATI
• TINJAUAN PERENCANAAN DESAIN FORMULIR ELEKTRONIK PENDAFTARAN PASIEN BARU PADA APLIKASI SIM RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA ESNAWAN ANTARIKSA
• STUDI PERBANDINGAN MENGENAI PERKEMBANGAN DAN TANTANGAN DARI APLIKASI CONTACT-TRACING COVID-19 GLOBAL
• KEPUASAN PASIEN TERHADAP APLIKASI PENDAFTARAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE EUCS (END USER COMPUTING SATISFACTION) DI RSUP FATMAWATI
• LAPORAN AKHIR PROGRAM PENELITIAN: IDENTIFIKASI FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PENGGUNAAN SISTEM PEMBIAYAAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN DIAGNOSIS PENYAKIT (INA-CBGS) DI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI
• PENERIMAAN PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP SISTEM INFORMASI KESEHATAN: STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS MENGGUNAKAN KONSTRUK UTAUT