Berdasarkan informasi dari beberapa data sekunder tentang pengukuran intensitas kebisingan ada beberapa unit yang memberikan paparan intensitas kebisingan melebihi Nilai Ambang Batas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai ambang dengar sebelum dan sesudah bekerja pada pekerja yang terpajan bising di PT X tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian metode kuantitatif dengan jenis rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja yang terpajan bising di PT X tahun 2016. Pengambilan sampel didasarkan pada jumlah total populasi dan didapatkan jumlah sampel 75 orang. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji wilcoxon). Dari hasil penelitian didapatkan telinga kanan terdapat perbedaan nilai ambang dengar sebelum dan sesudah bekerja pada pekerja yang terpajan bising di PT X tahun 2016 pada frekuensi 500 Hz (Pvalue = 0.717); 2000 Hz (Pvalue = 0.045); 3000 Hz (Pvalue = 0.031); 4000 Hz (Pvalue = 0.000) dan 6000 Hz (Pvalue =0.001). Pada telinga kiri didapatkan hasil tidak ada perbedaan nilai ambang dengar sebelum dan sesudah bekerja pada pekerja yang terpajan bising di PT X tahun 2016 pada frekuensi 250 Hz (Pvalue = 0.454), 500 Hz (Pvalue = 0.414), 2000 Hz (Pvalue = 0.055), 3000 Hz (Pvalue = 0.513), 4000 Hz (Pvalue = 0.154), 6000 Hz (Pvalue = 1.000), dan 8000 Hz (Pvalue = 0.149). Untuk itu perlu pengendalian bahaya pada sumber bising dengan cara Engineering Control; training rutin tentang kebisingan, perawatan mesin, rotasi pekerja, pemakaian alat pelindung diri, dan memberikan sanksi kepada pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri.