PREVALENSI KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN ASMA YANG DITERAPI DENGAN BRONKODILATOR GOLONGAN BETA-2 AGONIS

Asma adalah penyakit yang sangat umum yang melibatkan interaksi kompleks antara factor lingkungan, obstruksi saluran nafas, hiperesponsive bronkus, dan peradangan. Gambaran utama yang dominan yang menyebabkan gejala klinis adalah kontraksi otot polos dan peradangan (inflamasi) yang menimbulkan penyempitan saluran napas. Banyak pemicu yang dapat menyebabkan terjadinya obstruksi saluran nafas dan menginduksi bronkokonstriksi seperti respon alergi, infeksi pernapasan, latihan fisik yang berlebihan, iritasi saluran nafas dan penggunaan obat-obat anti inflamasi non steroid (AINS) (Ishmael, 2011). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui prevalensi kejadian hipertensi pada pasien asma rawat inap yang diterapi dengan beta � 2 agonis di Rumah Sakit Persahabatan dan melihat adanya kolerasi antara lamanya penggunaan beta � 2 agonis dengan kejadian hipertensi. Menggunakan metode Cross-sectional, data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis univariat untuk melihat karateristik subjek, sedangkan untuk melihat hubungan antara terapi Beta-2 agonis dengan kejadian hipertensi menggunakan uji kolerasi person (Pearson correlation). Hasil penelitian menggunakan analisa univariat menunjukan usia pasien asma terbanyak adalah usia 51 � 60 tahun berjumlah 29 orang (26,80 %), pasien asma berjenis kelamin perempuan lebih banyak disbanding laki �laki yaitu 77 orang (71,29 %) sendangkan laki � lak iberjumlah 31 orang (28,70 %). Berat badan antara 41-60 kg dengan jumlah terbanyak yaitu 87 orang (80,55 %), lama terapi berkisar dari 1-5 hari sebanyak 44 orang (40,74 %), 6-10 hari berjumlah 42 orang (38,8 %), 11-20 hari (19,44 %), dan 21 -30 hari berjumlah 1 orang (0,90 %). Hipertensi pada tahap I (140mmHg / 90mmHg) sebanyak 28 orang (25,90 %), dan pada tahap pre hipertensi (120mmHg / 80mmHg) sebanyak 25 orang (23, 15 %). Hasil analisis kolerasi metode pearson menunjukan adanya hubungan (kolerasi) yang erat antara lamanya penggunaan Beta-2 agonis terhadap kejadian hipertensi ( p =0,05).

• HUBUNGAN PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DAN KECEMASAN KLIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG INAP V BEDAH RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA
• HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KUSTA DI RUMAH SAKIT KUSTA DR. SITANALA TANGERANG
• HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RESIKO PEMBERIAN KEMOTERAPI DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PERAWAT DI RUANG ANAK RS KANKER DHARMAIS JAKARTA
• PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DR.SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA
• PERBANDINGAN STATUS GIZI REMAJA USIA 15-18 TAHUN DIPEDESAAN DAN DIPERKOTAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
• PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAN PERBANKAN YANG GOPUBLIC PERIODE 2009-2011
• HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI POLIKLINIK SWASTA RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS
• ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DITINJAU DARI PERMODALAN (CAPITAL), KUALITAS ASET (ASSET QUALITY), RENTABILITAS (EARNING), DAN LIKUIDITAS (LIKUIDITY) (Studi kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa) Periode 2004 � 2008
• HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU HIGIENIS REMAJA PUTRI SAAT MENSTRUASI DI PERKAMPUNGAN KEDAUNG WETAN RT.04 RW.04 TANGERANG-BANTEN
• HUBUNGAN PERSEPSI PEGAWAI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN DISIPLIN KERJA DI BAGIAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA (PSD) DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG