STRATEGI PENATAAN KAWASAN MALIOBORO MENJADI KAWASAN PEDESTRIAN

Berjalan kaki merupakan hal yang pasti dilakukan oleh setiap manusia, hal ini didu kung dengan pedestrian yang memadai dan mendukung kegiatan warganya dalam berjalan kaki. Berangkat dari hal ini, banyak bermunculan pusat perbelanjaan dengan konsep pedestrian area. Di banyak kota besar di Indonesia, hal seperti ini juga terjadi. Salah sat unya di Kawasan Malioboro. Sejak zaman dahulu, kawasan ini memang sudah terkenal sebagai pusat perbelanjaan yang tersusun secara linear dan memiliki jalur pedestrian yang mendukung kegiatan warganya dalam melakukan interaksi jual beli. Saat ini, Kawasan Malioboro telah berubah menjadi kawasan yang semakin padat dan tidak teratur. Banyak pedagang kaki lima, serta parkir kendaraan bermotor yang menyerobot jalur pedestrian. Metode Penelitian yang digunakan dalam studi ini menggunakan metode kualitatif desktrip tif yakni melakukan observasi langsung ke lokasi Kawasan Malioboro untuk mengetahui, memahami serta mengidentifikasi secara langsung kondisi aktual yang terjadi di kawasan studi. Dengan metode analisis data menggunakan analisis SWOT yang menganalisis kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities), dan ancaman (Treathment) dari Kawasan Malioboro. Hasil dari studi ini adalah ditemukannya beberapa faktor yang menghambat Kawasan Malioboro menjadi kawasan pedestrian. Dengan teridentifikas inya faktor-faktor tersebut, maka disusun strategi yang berdasarkan pada analisis SWOT yang telah dilakukan untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi sebuah kawasan pedestrian.


Alt. Description

Walking is a sure thing to do every human being, it is supported with adequate pedestrian and supports the activities of its citizens in walking. Departing from this, many emerging shopping centers with the concept of pedestrian area. In many big cities in Indonesia, things like this happen. One of them is in Malioboro area. Since ancient times, this area is already famous as a shopping center that is arranged in a linear and has a pedestrian path that supports the activities of its citizens in the interaction of buying and selling. Currently, the area of Malioboro has turned into an increasingly crowded and irregular areas. Many street vendors, as well as motorized parking lot that took the pedestrian path. Research Methods used in this study using qualit ative descriptive method of doing direct observation to the location of Malioboro to know, understand and directly identify the actual conditions that occur in the study area. With data analysis method using SWOT analysis that analyze strength (Strengths), weakness (Weakness), Opportunities (Opportunities), and threat (Treatment) from Malioboro Region. The result of this study is the discovery of several factors that inhibit the Malioboro Region into a pedestrian area. With the identification of these facto rs, then a strategy devised based on SWOT analysis has been done to make the area into a pedestrian area.

1.  UEU-Journal-17901-11_0678.pdf - 925 KB

• STRATEGI PENATAAN KAWASAN MALIOBORO MENJADI KAWASAN PEDESTRIAN
• KONSEP PERENCANAAN KAWASAN PERDAGANGAN KORIDOR JALAN SA. TIRTAYASA, KOTA SERANG DENGAN PENDEKATAN PEDESTRIANISASI (MEMANUSIAKAN PEJALAN KAKI)
• SISTEM KONEKTIVITAS JALUR PEDESTRIAN PADA KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT (STUDI KASUS: STASIUN SUDIMARA, KOTA TANGERANG SELATAN)