Latar Belakang: Kacang-kacangan dikonsumsi dalam jumlah besar di seluruh
dunia, meskipun belum ada angka pasti konsumsi kacang-kacangan di Indonesia
kecuali kedelai masih kecil.
Tujuan: Mengetahui perbedaan konsumsi kacang-kacangan pada wanita
kelompok usia menopause di Pulau Jawa dan Bali.
Metode Penelitian: Bersifat deskriptif analitik, desain cross sectional. Populasi
adalah seluruh wanita kelompok usia menopause (45-54 tahun) di Indonesia.
Sampel adalah 5394 wanita kelompok usia menopause di Pulau Jawa dan 114 di
Bali, menggunakan data sekunder Riskesdas 2010. Perbedaan konsumsi kacangkacangan
dilihat dengan menggunakan uji statistik one way anova dan t test
independent.
Hasil: Rata-rata IMT responden di Pulau Jawa adalah 23,92(�4,389) kg/m�,
sedangkan di Pulau Bali 23,53(�3,465) kg/m�, dengan rincian status gizi kurus
sebanyak 6,7%, normal 55,8%, BB lebih 18,2%, dan obese 19,3% . Status ekonomi
responden di Pulau Jawa sebagian besar berada pada Kuintil 2 (ekonomi rendah),
sedangkan di Pulau Bali pada Kuintil 5 (ekonomi sangat tinggi). Tingkat
pendidikan responden di Pulau Jawa dan Bali sebagian besar adalah tamat SD/MI.
Rata-rata konsumsi kacang-kacangan pada responden di Pulau Jawa
101,84(�65,34) gr, sedangkan di Pulau Bali 98,56(�63,59) gr. Konsumsi kacangkacangan
berbeda sangat bermakna menurut status gizi, status ekonomi, dan
tingkat pendidikan responden (p<0,05) di Pulau Jawa, sedangkan di Pulau Bali
tidak berbeda secara bermakna (p≥0,05), dan juga tidak ditemukan adanya
perbedaan yang bermakna konsumsi kacang-kacangan pada responden di Pulau
Jawa dan Bali (p≥0,05).
Kesimpulan: Pemerintah perlu menggalakkan konsumsi kacang-kacangan dan
olahannya kepada masyarakat melihat banyaknya manfaat pada pangan tersebut.