Latar Belakang: Masalah gizi yang paling banyak ditemukan pada anak
di Indonesia adalah stunting, yaitu gangguan pertumbuhan yang terjadi akibat
kondisi kekurangan gizi kronis dan atau penyakit infeksi kronis. Di Indonesia,
berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, terdapat 37,2%
balita yang mengalami stunting. Diketahui dari jumlah presentase tersebut, 19,2%
anak pendek dan 18,0% sangat pendek. Prevalensi stunting ini mengalami
peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%.
Sedangkan, berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan
prevalensi Balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan
yang ditetapkan WHO (20%).
Objektif : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan
Gizi, Pemberian Makanan Pendamping ASI, Penyakit Infeksi dan Kejadian
Stunting di wilayah Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara.
Metode Penelitian : Dengan pendekatan cross-sectional, berjumlah 225 anak
yang dipilih dengan teknik simple random sampling dan menggunakan analisis
data uji chi-square.
Hasil Penelitian : Hasil univariat pada variabel Karakteristik Ibu (Usia Ibu,
Pekerjaan Ibu dan Pendidikan Ibu) yaitu: Usia 19-29 tahun = (52,9%), Pekerjaan
Ibu= Tidak Bekerja (67,6%), Pendidikan Ibu=SMA (53,8%), Karakteristik Baduta
(Usia Baduta, Jenis Kelamin, Panjang badan) yaitu: Usia 12-24 bulan = 66,2%,
Jenis Kelamin = Laki-laki (51,6%), Status Gizi= Normal (77,3%). Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan pengetahuan gizi dengan
penyakit infeksi (p=0,001).
Kesimpulan : Pengetahuan Ibu, Pemberian Makanan Pendamping ASI dan
Penyakit Infeksi tidak berkontribusi terhadap terjadinya stunting pada baduta di
wilayah Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara.