Kondisi pandemi mempengaruhi pangan Indonesia dimana terjadi peningkatan
kebutuhan pangan karena masyarakat dianjurkan untuk dirumah saja. Kondisi
saat pandemi seperti ini dibutuhkan kesadaran masyarakat dalam mengurangi
kebiasaan FLW. Indonesia menyumbang sisa makanan terbesar kedua didunia,
yaitu sekitar 3000 kilogram makanan per orang setiap tahun. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang mempengaruhi kejadian FLW
behavior saat pandemi Covid-19 pada sektor rumah tangga dengan pendekatan
cross sectional, manajer rumah tangga berjumlah 100 yang dipilih dengan teknik
simple random sampling dan menggunakan analisis korelasi. Diperoleh
karakteristik rumah tangga di wilayah Jakarta Barat sebanyak 99 (99%)
pengetahuan <60%, sebanyak 70(%) rentang usia rumah tangga 26-44 tahun,
sebanyak 45(45%) menempuh pendidikan 10-12 tahun, sebanyak 57(57%)
pendapatan dari hasil pekerjaan ≥4.416.816, sebanyak 59(59%) pemilihan belanja
<60%, sebanyak 79(79%) jumlah anggota keluarga diantara 2-5 orang, sebanyak
60% waktu makan diantara 3-5 waktu makan yang tepat, sebanyak 85(85%)
kondisi manajer rumah tangga dalam keadaan sehat, dan sebanyak 50(50%)
perilaku <60%. Hasil analisis hubungan pengetahuan p-value (0,004) dan R
(0,283), usia p-value (0,402) dan R (-0,085), pendidikan p-value (0,017) dan R (-
0,209), pendapatan dari hasil pekerjaan p-value (0,078) dan R (-0,177), pemilihan
belanja p-value (0,002) dan R (0,300), jumlah anggota keluarga p-value (0,785)
dan R (-0,28), pemilihan waktu makan p-value (0,001) dan R (0,347), dan kondisi
kesehatan p-value (0,002) dan R (0,309). Hasil analisis faktor determinan
pemilihan belanja p-value 0,010 CI (0,085-0,593), pemilihan waktu makan pvalue 0,021 CI (0,299-3625), pengetahuan 0,030 CI (0,016-0,307), kondisi
kesehatan 0,041 (0,236-11,265) dan pendidikan 0,935 CI (-0,749-0,689).