Stres kerja dapat berdampak buruk pada kesejahteraan fisik dan mental pekerja, serta pada produktivitas dan kualitas kerja mereka. Pekerja teknis memiliki peran penting dalam pemasangan internet dan dengan tuntutan pekerjaan yang harus dipenuhi sesuai target, dapat meningkatkan risiko stres dalam pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan skor stres kerja menurut usia, pendidikan, status pernikahan, masa kerja, dan shift kerja pada pekerja teknis di PT.X Jakarta tahun 2024. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional dan besar sampel berjumlah 40 responden. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Data akan dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat dengan uji T dan uji Anova. Instrumen yang digunakan untuk mengukur stres kerja adalah SDS (Stress Diagnosis Survey) yang diadopsi dari Permenaker No. 5 Tahun 2018. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata skor sebesar 109,9 dengan nilai minimum 71 dan maksimum 147. Terdapat perbedaan stres kerja antara shift kerja pagi, siang dan mala dengan p-value 0,000 dan skor tertinggi pada shift siang 122,44. Sedangkan tidak terdapat perbedaan stres kerja menurut usia dengan p-value 0,595, pendidikan dengan p-value 0,428, status pernikahan dengan p-value 0,138, dan masa kerja dengan p-value 0,200. Dari hasil tersebut, diharapkan perusahaan dapat menyelenggarakan pemeriksaan pajanan faktor psikologi secara berkala, sehingga dapat melakukan pengendalian risiko serta dapat memantau kesehatan psikis pekerja.