Pengobatan penyakit infeksi biasanya menggunakan obat antibiotik dalam pelayanan kesehatan. Antibiotik adalah zat kimia yang dihasilkan oleh mikoorganisme dan jamur yang berkhasiat untuk menghambat perkembangbiakan atau membunuh mikroorganisme. Kasus yang terjadi di Indonesia adalah penggunaan antibiotik secara tidak rasional yang menyebabkan terjadi resiko peningkatan resistensi terhadap antibiotik. Telah tercatat pada tahun 2013, sejumlah 103,860 atau 35,2% dari 294.959 Rukun Tetangga (RT) di Indonesia proporsi tertinggi penggunaan antibiotik berada di DKI Jakarta (56,4%).
Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan antibiotik di apotik matahari tahun 2017. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, dengan sampel 344 responden. Analisa data menggunakan analisis Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan antibiotik di apotik matahari tahun 2017. Proporsi penggunaan antibiotik tanpa resep (3,8%), dengan resep ( 96,2%).
Hasil dari univariat diperoleh pengetahuan tidak baik (25,9%, tingkat pengetahuan baik (74,1%) Tingkat pendidikan rendah (4,7%), tingkat pendidikan tinggi (95,3%).sikap negatif penggunaan antibiotik (50,6%). Hasil bivariat tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan penggunaan antibiotik, ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan penggunaan antibiotik, dan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan penggunaan antibiotik. Penelitian ini menyarankan kepada petugas apotik supaya tidak memberikan antibiotik kepada pasien yang membeli antibiotik tanpa resep dokter.