Stress kerja merupakan suatu kondisi dari hasil penghayatan subyektif individu yang
dapat berupa interaksi antara individu dan lingkungan kerja yang dapat mengancam dan memberi
tekanan secara psikologis, fisiologis, dan sikap individu. Stress kerja merupakan perwujudan dari
kekaburan peran, konflik peran dan beban kerja. Kondisi ini dapat mengganggu prestasi dan
kemampuan individu. Stress kerja dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan
seperti gangguan pencernaan, gangguan peredaran darah, serta gangguan psikososial membuat
turunnya produktivitas kerja.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan di SMPN 4 pada bulan Januari 2018. Data yang dikumpulkan
merupakan data primer dengan alat bantu kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan di SMPN 4 sebanyak 42 dengan menggunakan metode total sampling.
Analisis data dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan α = 0,05. Hasil penelitian
menunjukkan karyawan yang mengalami stress kerja sebanyak 22 orang (52,4%) dan karyawan
yang tidak mengalami stress kerja sebanyak 20 orang (47,6%). Berdasarkan analisa bivariate
diperoleh bahwa ada hubungan antara beban kerja dengan stress kerja (p = 0,014), ada hubungan
antara desain kerja dengan stress kerja (p=0,047). Variabel independen menunjukkan tidak ada
hubungan dengan stress kerja yaitu kondisi fisik lingkungan kerja(p=0,585), pengembangan karir
(p=0,382), dan hubungan interpersonal (p=0,753). Untuk itu, disarankan agar institusi
menyesuaikan beban kerja yang diterima sesuai dengan kemampuan atau kapasitas yang dimiliki
oleh karyawan tersebut. Serta kepada karyawan diharapkan tetap menjaga komunikasi yang baik,
lingkungan kerja yang kondusif, serta rasa kekeluargaan yang erat.