Prevalensi masalah kesehatan jiwa menurut Riskesdas 2018 angka prevelensi gangguan mental emosional diindonesia bervariasi berkisar 7,1% per mil sampai dengan 10,0 %, Berdasarkan Riskesdas 2018 prevelensi gangguan mental emosional pada penduduk usia 15 tahun keatas di DKI Jakarta mencapai 5,9 % sekitar 28.747 orang (Riskesdas, 2019) Permasalahan yang sering terjadi pada kesehatan jiwa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam kehidupan diantaranya adalah stress, pengangguran, tindakan kekerasan, konflik yang ada di masyarakat, bencana alam, ketidakmampuan dalam mengatasi sumber stress dapat mengakibatkan seseorang gangguan mental emosional (Keliat, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi analisis pengaruh pendidikan kesehatan keluarga terhadap dukungan keluarga pada pasien resiko perilaku kekerasan di Puskesmas Kebon Jeruk Jakarta Barat. Desain penelitian ini adalah pre- eksperimen dengan pendekatan one group pre � post test design, jumlah sampel 36 responden dengan tekhnik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukan pre-test pada dukungan emosional dan penghargaan 9,56 dan post-test 14,39, hasil pre-test pada pada dukungan fasilitas dan instrumental 9,75 dan post test 14,33, hasil pre test dukungan informasi dan pengetahuan 8,78 dan post test 1442, hasil pre test tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan 20,47 dan post test 11,78 . Hasil uji hipotesis Wilcoxon Signed Rank Test menunjukan menunjukan nilai yang kurang dari batas normal yaitu (α = 0,05) menunjukan bahwa ( p-value = 0,000). Nilai p-value < α yaitu 0,000 < 0,005 artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang menunjukan bahwa ada pendidikan kesehatan keluarga terhadap dukungan keluarga pada pasien resiko perilaku kekerasan . Saran untuk penelitian selanjutnya bisa melakukan studi pendahuluan mengenai pendidikan kesehatan keluarga terkait dengan dukungan keluarga pada pasien resiko perilaku kekerasan.