FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESILIENSI LANSIA YANG TINGGAL PANTI WERDHA SOSIAL TRISNA WERDHA BUDI MULIA 2 CENGKARENG JAKARTA BARAT

Latar Belakang: Resiliensi merupakan kemampuan atau kapasitas yang dimiliki individu dalam menghadapi masalah atau situasi yang menekan dalam hidup, sehingga dapat bangkit kembali, memandang masalah dan penderitaan secara positif serta merupakan hal yang wajar dalam kehidupan World Health Organization (WHO) telah mengidentifikasikan lansia sebagai kelompok masyarakat yang mudah terserang kemunduran fisik dan mental. Jumlah penduduk lansia yang meningkat ini merupakan dampak dari keberhasilan pembangunan terutama di bidang kesehatan. United Nation (2018) menunjukkan bahwa penduduk lansia di Indonesia dan dunia pada tahun 2019 adalah 8,9 persen. Pada tahun 2019- 2020 usia harapan hidup adalah 66,4 tahun dengan persentase populasi lansia tahun 2020 yaitu 7,74 persen. Angka ini diperkirakan akan meningkat pada tahun 2023 - 2025 menjadi 77,6 tahun dengan persentase populasi lansia pada tahun 2018 adalah 28,68 persen (WHO, 2018). Selain itu, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia terjadi peningkatan UHH, dimana pada tahun 2019 usia harapan hidup adalah 64,5 tahun dengan persentase populasi lansia sebanyak 7,18 persen. Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2020 persentase populasi lansia 7,56 persen dan pada tahun 2021 menjadi 69,65 tahun dengan persentase populasi lansia sebanyak 7,58 persen. Menurut hasil Survei Ekonomi Nasional, persentase populasi lansia di Indonesia pada tahun 20119 adalah 7,56 persen dan UHH di Indonesia meningkat menjadi 70,8 tahun pada tahun 2020. Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan baik sosial, ekonomi dan terutama kesehatan. Pada masa lanjut usia, terjadi berbagai perubahan baik dari segi fisik, mental maupun psikologis. Tujuan Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan resilensi lansia yang tinggal di panti werdha. Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan pendekatan survey di mana desain penelitian ini tidak membutuhkan tindak lanjut atau follow up. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian dengan Faktor Resiliensi dengan melakukan wawancara. Hasil: responde dalam penilitian ini lansia berusia lanjut usia sebanyak 41 orang (81%). 25 respoden (50%) berjenis kelamin perempuan. Mayoritas responden beragama Islam sebanyak 44 orang (88%). Mayoritas responden memiliki suku budaya Sunda sebanyak 35 oarang (70%). Mayoritas responden memiliki pendidikan SD sebanyak 47 orang (94 %). Mayoritas responden tinggal di panti selama >10 tahun sebanyak 39% (78%). Dan mayoritas responden memilik teman kamar >10 orang sebanyak 39% (78%). Kesimpulan: Pada kategori responden ini usia laki-laki dan perempuan dapat diketahui bahwa dari 60-90 tahun responden dari panti sosial tresna werdha budi mulia 2 mulai dari usia 60-75 tahun sebanyak 41 orang (82%), lanjut usia tua 76- 90 tahun sebanyak 9 orang (18%). Usia merupakan menentukan banyak sedikitnya pengalaman pribadi seseorang, suatu kematangan pola pikir seseoragang dalam berprilaku, berpikir dan bertindak. Dan semakin tua usia sesorang maka pola pikir penerimaan sebuah intruksi dan dalam pelaksanaan suatu prosedur akan semakin bertanggung jawab dan berpengalaman. (Pundar, Simon, & Gatum, 2019). Pada penelitian factor-faktor yang mempengaruhi resilliensi lansia dan usia lansia menunjukan hasil p-value sebenar 0.753>0,05 yang berarti tidak ada hubungan atau pengaruh yang bermakna antara resiliensi lansia dan usia di panti sosial tresna werdha budi mulia 2 cingkareng. Resiliensi lansia di panti sosial tresna werdha budi mulia 2 cingkareng dapat dilihat dari tujuh komponen yang membentuk resiliensi seseorang yaitu aspek regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, causal analisis, empati, efikasi diri dan reaching out lansia terhadap kondisi stressor jauh dari keluarga. Dengan kondisi jauh dari keluarga lansia berusaha untuk tenang, dan menyesuaikan dengan keadaan di Panti untuk menghilangkan kerinduan dengan keluarga dengan cara berintraksi berbagi cerita dengan teman-teman di Panti.

1.  UEU-Undergraduate-33641-COVER.Image.Marked.pdf - 313 KB
2.  UEU-Undergraduate-33641-HALAMAN PENGESAHAN.Image.Marked.pdf - 606 KB
3.  UEU-Undergraduate-33641-HALAMAN PERSETUJUAN.Image.Marked.pdf - 218 KB
4.  UEU-Undergraduate-33641-HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.Image.Marked.pdf - 251 KB
5.  UEU-Undergraduate-33641-HALAMAN KEASLIAN.Image.Marked.pdf - 209 KB
6.  UEU-Undergraduate-33641-ABSTRAK.Image.Marked.pdf - 806 KB
7.  UEU-Undergraduate-33641-KATA PENGANTAR.Image.Marked.pdf - 363 KB
8.  UEU-Undergraduate-33641-DAFTAR ISI.Image.Marked.pdf - 1802 KB
9.  UEU-Undergraduate-33641-DAFTAR PUSTAKA.Image.Marked.pdf - 310 KB
10.  UEU-Undergraduate-33641-BAB1.Image.Marked.pdf - 1473 KB

• HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI DI DUSUN GAYAM DESA MOJOPURO KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI
• PERBEDAAN EFEK BRAIN GYM DAN SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KOGNITIF LANSIA
• PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PENINGKATAN KESEHATAN LANSIA DI RW 07 KELURAHAN KAYU MANIS KECAMATAN MATRAMAN JAKARTA TIMUR
• HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS EKONOMI DAN ASUPAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI LANSIA DI PULAU KALIMANTAN (RISKESDAS 2010)
• HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI RW 002 KELURAHAN DURI KEPA JAKARTA BARAT TAHUN 2013
• CORE EXERCISE MENINGKATKAN KESEIMBANGAN PADA LANSIA
• PERBEDAAN ASUPAN NATRIUM, KALIUM, DAN MAGNESIUM BERDASARKAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI DAN TIPE DAERAH PADA LANSIA DI SULAWESI (ANALISIS DATA SEKUNDER RISKESDAS 2010)
• PENAMBAHAN LATIHAN STANDING PILATES PADA SENAM LANSIA LEBIH BAIK DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN LANSIA
• FAKTOR � FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU LANSIA DALAM KEMANDIRIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ADL DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 4 MARGAGUNA JAKARTA SELATAN
• PENGARUH SENAM LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN BERDIRI PADA KELOMPOK LANSIA DI PANTI JOMPO BHAKTI KASIH SITI ANNA PANGKALPINANG BANGKA BELITUNG