ANALISIS YURIDIS PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP KASUS LANSIA YANG DEMENSIA YANG MELAKUKAN PERBUATAN CABUL TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR: 609/PID.SUS/2021/PN.JKT.SEL)

Banyaknya kasus pencabulan yang menjadi pelakunya tidak hanya mereka yang usianya masih muda, adakalanya pelakunya sudah lanjut usia, bahkan sudah mengalami demensia atau istilah umum dimasyarakat di sebut pikun. Pertanggungjawaban pidana terhadap lansia yang sudah demesia, harus dapat dibuktikan dulu secara medis tergantung kualifikasi oleh para ahli dari ahli kedokteran jiwa. Bila ahli kejiwaan menyatakan terdakwa tidak bisa membedakan baik buruk atau yang dilarang hukum, maka terdakwa berpotensi lolos dari hukuman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku pencabulan yang pelakunya mengalami demensia dan bagaimana pertimbangan hakim dalam memberikan hukuman kepada pelaku pencabulan yang pelakunya sudah demensia. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian jenis yuridis normatif. Adapun hasil penelitiannya adalah perbuatan pelaku demensia yang telah melakukan perbuatan tidak senonoh kepada korban merupakan bagian dari demensia. Sehingga berdasarkan keterangan ahli jika Terdakwa tidak mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya karena gangguan jiwa berat yang disebabkan gangguan mental organic akan tetapi Majelis Hakim yang memutus yang mengadili perkara tersebut tetap memutus bersalah dan menghukum Terdakwa untuk dikirim ke Rumah Sakit Jiwa untuk menjalani pengobatan karena tidak diketahui apakah demensianya tersebut terjadi sebelum terdakwa melakukan perbuatan pidana atau sesudahnya. Kesimpulannya adalah demensia ini merupakan gangguan jiwa berat maka terhadap terdakwa tidak dapat dikenakan pertanggungjawaban pidana sebagaimana bunyi Pasal 44 KUHP akan tetapi karena hakim tidak mendapat jawaban sejak kapan terjadinya demesia terhadap Terdakwa maka Majelis Hakim menghukum Terdakwa untuk membayar restitusi kepada korban dan menjalani hukumannya di Rumah Sakit Jiwa.

1.  UEU-Master-37451-COVER.Image.Marked.pdf - 276 KB
2.  UEU-Master-37451-HALAMAN PENGESAHAN.Image.Marked.pdf - 751 KB
3.  UEU-Master-37451-HALAMAN PERSETUJUAN.Image.Marked.pdf - 713 KB
4.  UEU-Master-37451-HALAMAN PUBLIKASI.Image.Marked.pdf - 741 KB
5.  UEU-Master-37451-HALAMAN KEASLIAN.Image.Marked.pdf - 930 KB
6.  UEU-Master-37451-ABSTRAK.Image.Marked.pdf - 288 KB
7.  UEU-Master-37451-KATA PENGANTAR.Image.Marked.pdf - 1481 KB
8.  UEU-Master-37451-DAFTAR ISI.Image.Marked.pdf - 251 KB
9.  UEU-Master-37451-DAFTAR PUSTAKA.Image.Marked.pdf - 320 KB
10.  UEU-Master-37451-BAB1.Image.Marked.pdf - 363 KB

• HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI DI DUSUN GAYAM DESA MOJOPURO KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI
• PERBEDAAN EFEK BRAIN GYM DAN SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KOGNITIF LANSIA
• PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PENINGKATAN KESEHATAN LANSIA DI RW 07 KELURAHAN KAYU MANIS KECAMATAN MATRAMAN JAKARTA TIMUR
• HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS EKONOMI DAN ASUPAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI LANSIA DI PULAU KALIMANTAN (RISKESDAS 2010)
• HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI RW 002 KELURAHAN DURI KEPA JAKARTA BARAT TAHUN 2013
• CORE EXERCISE MENINGKATKAN KESEIMBANGAN PADA LANSIA
• PERBEDAAN ASUPAN NATRIUM, KALIUM, DAN MAGNESIUM BERDASARKAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI DAN TIPE DAERAH PADA LANSIA DI SULAWESI (ANALISIS DATA SEKUNDER RISKESDAS 2010)
• PENAMBAHAN LATIHAN STANDING PILATES PADA SENAM LANSIA LEBIH BAIK DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN LANSIA
• FAKTOR � FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU LANSIA DALAM KEMANDIRIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ADL DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 4 MARGAGUNA JAKARTA SELATAN
• PENGARUH SENAM LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN BERDIRI PADA KELOMPOK LANSIA DI PANTI JOMPO BHAKTI KASIH SITI ANNA PANGKALPINANG BANGKA BELITUNG