Perawat adalah profesi kesehatan yang kebutuhannya paling banyak di antara tenaga kesehatan lainnya. Beban kerja mereka pun menjadi yang terberat, mencakup kompleksitas pasien, perawat di haruskan mampu mendampingi 2 dokter dalam waktu bersamaan dan menyambi aktifitas lain (multiperan), hal ini menyebabkan peningkatan beban kerja perawat risiko kesehatan dan keselamatan kerja (K3) bagi para perawat. Berbagai konsekuensi negatif, seperti kelelahan fisik dan mental, cedera akibat kecelakaan kerja, dan paparan terhadap penyakit menular, dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan mereka. Oleh karena itu, perlu adanya upaya meningkatkan kesejahteraan perawat dan meminimalkan risiko K3 yang mereka hadapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran beban kerja perawat dengan menggunakan NASA-TLX di unit rawat jalan RS X. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, populasi penelitian 55 perawat, sampel menggunakan jenis non-probabilitas metode total sampling sebanyak 55 perawat. Berdasarkan hasil penelitian beban kerja perawat dengan kategori ringan 7 orang (12,7%), beban kerja sedang 22 orang (47,3%), dan beban kerja tinggi 26 orang (47,3%). Rata-rata Beban Kerja Perawat 73,25 di kategorikan beban kerja sedang. Dimensi beban kerja KM (kebutuhan mental) frekuensi 162 bobot (19,83%), KF (kebutuhan fisik) frekuensi 60 bobot (7,34%), KW (kebutuhan waktu) frekuensi 164 bobot (20,07%), P (perfoormansi) frekuensi 106 bobot (12,97%), TU (tingkat usaha) frekuensi 112 bobot (13,71%), TF (tingkat frustasi) frekuensi 213 bobot (26,07%).
Disarankan bagi RS X perlu adanya evaluasi beban kerja seperti rotasi pekerja, pertemuan antar perawat setiap akhir bulan,hiburan jalan-jalan bersama antar perawat untuk mengurangi dimensi Tingkat Frustasi sehingga menekan kemungkinan buruk akibat beban kerja.