Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan penambahan teknik MWM pada penerapan latihan close kinetic chain terhadap peningkatan mobilitas sendi dan penurunan disabilitas pada kasus osteoarthritis lutut. Metode : Jenis penelitian ini merupakan quasi eksperimental, sampel dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Kelompok perlakuan I diberikan latihan close kinetic chain, kelompok perlakuan II diberikan latihan close kinetic chain dan MWM. Kelompok perlakuan I pada alat ukur goniometer sebelum intervensi memiliki nilai mean dan standar deviasi 94,62�15,06 dan setelah intervensi 117,23�8,85 dan pada alat ukur WOMAC sebelum intervensi memiliki nilai 56,46�14,7 dan setelah intervensi 29,38�10,22 sedangkan pada kelompok perlakuan II dengan menggunakan alat ukur goniometer 90,77�14,12 dan setelah intervensi 128�5,15 dan pada alat ukur WOMAC sebelum intervensi 58,38�13,58 dan setelah intervensi 17,7�6,73. Hasil: Uji normalitas dengan Shapiro wilk test didapatkan data berdistibusi normal sedangkan uji homogenitas dengan Levene�s test didapatkan data bervarian homogen. Hasil uji hipotesis I dan II dengan paired sample t-test didapatkan nilai p=0,0001 dan uji hipotesis III dengan independent sample t-test menunjukkan nilai p= 0,001 untuk peningkatan mobilitas sendi dan nilai p= 0,002 untuk penurunan disabilitas. Kesimpulan: Ada perbedaan yang signifikan penambahan teknik MWM pada penerapan latihan close kinetic chain terhadap peningkatan mobilitas sendi dan penurunan disabilitas pada kasus osteoarthritis lutut.