Tujuan : untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara self myofascial release
dengan latihan penguatan terhadap nyeri dan knee performance pada iliotibial
band syndrome. Metode : penelitian quasi exsperimental. Terdiri dari 14 sampel
di lingkungan Universitas Esa Unggul, tekniknya purposive sampling. Hasil : Uji
normalitas menggunakan Shapiro Wilk Test dan uji homogenitas mengguakan
Levene�s Test. Uji hipotesis I dengan paired sample t-test, didapatkan nilai
p=0,001 untuk VAS dengan rerata sesudah 32,14�11,495 dan p=0,001 untuk
kecepatan lari dengan rerata sesudah 5,06�0,336 yang berarti self myofascial
release dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan knee performance. Pada
kelompok perlakuan II dengan paired sampel t-test, didapatkan nilai p=0,001
untuk VAS dengan rerata sesudah 19,29�9,322 dan p=0,001 untuk kecepatan
lari rerata sesudah 4,48�0,4888 berarti latihan penguatan dapat menurunkan nyeri
dan meningkatkan knee performance. Pada hasil independent sample t-test . VAS
rerata sesudah I (32,14�11,495) dan II (19,29�9,322) maka p=0,040 dan
kecepatan lari rerata sesudah I (5,06�0,336) dan II (4,48�0,488) maka p=0,024
untuk kecepatan lari berarti ada perbedaan efek self myofascial release dengan
latihan penguatan terhadap nyeri dan knee performance pada iliotibial band
syndrome. Kesimpulan : ada perbedaan efektifitas antara self myofascial release
dengan latihan penguatan terhadap penurunan nyeri dan peningkatan knee
performance pada iliotibial band syndrome.