Abstrak: Hemodialisa adalah terapi pengganti untuk mengelusuatuarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat - zat lain melalui membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi. Edema adalah akumulasi abnormal cairan diruang interstitial atau jaringan tubuh yabg menimbulkan bengkak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan protein(hewani dan nabati) dan cairan, kadar natrium serum, kadar kalium serum terhadap derajat edema pada pasienhemodialisa di RS PGI Cikini. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh hemodialisa di ruang Renal Unit RS PGI Cikini dengan sampel sebanyak 36 responden. Analisa data penelitian ini menggunakan korelasi Rank Spearman. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata asupan protein hewani adalah 32,43�10,442g, rata-rata asupan protein nabati adalah 9,03�4,598 g, rata-rata asupan cairan adalah 763,29�285,145ml, rata-rata kadar natrium serum adalah 141,75�6,226mEq/L, rata asupan kalium serum adalah 4.93�0,449mEq/L. Terdapat hubungan antara asupan protein hewani (p=0.001), asupan cairan (p=0.001), kadar natrium serum (p=0,002), kadar kalium serum (p=0,0001) terhadap derajat edema. Tidak terdapat hubungan antara protein nabati terhadap derajat edema (p= 0,994). Asupan protein hewani, asupan cairan, kadar natrium serum, kadar kalium serum adalah yang berhubungan terhadap derajat edema. Pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa dianjurkan untuk memperhatikan dalam mengkonsumsi asupan protein dan cairan.