Salah satu tenaga kesehatan yang memegang peranan penting kualitas pelayanan adalah perawat. Tuntutan kerja tinggi menimbulkan stres kerja bagi perawat. Mayoritas perawat Indonesia adalah wanita yang memiliki dua peran, Ketidakcocokan peran pekerja dengan peran ibu menimbulkan konflik peran ganda. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konflik peran ganda terhadap stres kerja perawat wanita di Provinsi Banten. Rancangan penelitian ini kuantitatif kausal komparatif dengan teknik purposive sampling, sampel sebanyak 267 perawat wanita yang sudah menikah dan masa kerja minimal satu tahun. Alat ukur konflik peran ganda berjumlah 20 aitem valid dengan reliabilitas 𝛼=0,889, dan alat ukur stres kerja berjumlah 19 aitem valid dengan reliabilitas 𝛼=0,854. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh positif konflik peran ganda terhadap stres kerja perawat dengan Sig. (p)=0,000 dan Y= 6.142+0.891X, artinya hipotesis diterima. Konflik peran ganda mempengaruhi stres kerja sebesar 76,5%. Mayoritas responden memiliki konflik peran ganda tinggi (54,3%) dan stres kerja tinggi (53,6%). Berdasarkan data penunjang faktor lingkungan, perawat yang tinggal di Kota Serang memiliki stres tinggi (70,8%). Pada faktor organisasional, responden memiliki stres tinggi pada jabatan kepala perawat (54,5%), dan masa kerja >10 tahun (60,0%). Pada faktor pribadi, perawat memiliki stres rendah adalah yang tidak memiliki anak (58,1%), dan yang berpendapatan >Rp.8.000.000 (56,5%).