Pengeringan merupakan tahapan terpenting dalam menjaga kestabilan senyawa pada simplisia. Melalui proses pengeringan yang tepat, simplisia dapat disimpan untuk waktu yang lama dan tidak terjadi perubahan terhadap kandungan bahan aktifnya. Tanaman jahe merah merupakan tanaman suku zingiberaceae yang mengandung berbagai senyawa aktif, terutama 6-gingerol, 6-shogaol, zingeron, fenolat dan flavonoid. 6-gingerol dilaporkan sebagai senyawa aktif paling melimpah dalam jahe, dengan berbagai efek farmakologis, termasuk antioksidan, analgesik, obat anti-inflamasi dan antidiabetik melalui mekanisme penghambatan enzim Alfa glukosidase. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh cara pengeringan terhadap aktivitas penghambatan enzim alfa glukosidase ekstrak etanol 96% jahe merah yang diekstrasi dengan bantuan gelombang ultrasonik. Hasil skrinning fitokimia menunjukan jahe merah memiliki senyawa golongan, flavonoid, alkaloid, saponin, tannin, dan terpenoid. Pengujian kandungan total fenol pada jahe merah dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 742 nm menggunakan pereaksi folin-ciocalteu dan asam galat, menunjukan hasil total fenol jahe merah hasil pengeringan dengan sinar matahari langsung 155,81�4,39 mgGAE/g, ditutup kain hitam 132,16�5,48 mgGAE/g, diangin-anginkan pada suhu kamar 170,81�5,85 mgGAE/g, dan dengan dehidrator 178,16�4,88 mgGAE/g. Pengujian kandungan total flavonoid jahe merah menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 440 nm menggunakan pereaksi AlCl3 dan kuersetin menunjukkan hasil total flavonoid ekstrak jahe merah hasil pengeringan dengan sinar matahari langsung 3,55�0,06 mgQE/g, ditutup kain hitam 3,47�0,02 mgQE/g, diangin-anginkan pada suhu kamar 3,67�0,01 mgQE/g, dan dengan dehidrator 3,90�0,04 mgQE/g. Pengujian aktivitas penghambatan Alfa glukosidase menunjukan hasil matahari langsung 5,084 ppm, kain hitam 8,783 ppm, angin-angin 4,929 ppm, dan dehidrator 7,084 ppm. Sedangkan akarbose sebagai kontrol positif memiliki nilai IC50 sebesar 3,387 ppm.