Latar belakang: Peningkatan usia harapan hidup ditandai dengan persentase
Lansia berusia lebih dari 60 tahun yang terus meningkat. Lansia rentan terjadi
masalah gizi ganda akibat penurunan asupan, berkurangnya aktivitas fisik dan
penurunan fungsi tubuh.
Tujuan : Mengetahui perbedaan asupan zat gizi makro, kalsium dan serat pada
lansia di Sulawesi.
Metode penelitian : Penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan
cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh responden RISKESDAS
2010. Sampelnya responden RISKESDAS 2010 yang tinggal di Pulau Sulawesi
dan berusia 60 tahun keatas sebanyak 552 responden. Analisa pada data penelitian
ini dengan menggunakan Uji one way Annova untuk melihat beda rata-rata lebih
dari 2 populasi.
Hasil : Rata-rata asupan lansia adalah 1592,23 � 401,43 kkal energi, 57,78 � 24,08
gr protein, 26,99 � 18,29 gr lemak, 276,40 � 90,6 gr karbohidrat, 447,04 � 481,16
mg kalsium dan 6,72 � 5,01 gr serat. Sebagian besar lansia memiliki status gizi
normal (60,69%), lansia dengan gizi kurang, gizi lebih dan obesitas juga cukup
banyak jumlahnya (18,66%, 16,67% dan 3,99%). Ada perbedaan asupan energi
berdasarkan status gizi (p = 0,018), tidak ada perbedaan asupan protein (p =
0,329), lemak (p = 0,125), karbohidrat (p = 0,264), kalsium (p = 0,197) dan serat (p
= 0,144) berdasarkan status gizi.
Kesimpulan : Edukasi terkait asupan zat gizi makro, kalsium dan serat perlu
ditingkatkan pada program posbindu lansia di Sulawesi.