PENGEMBANGAN SELAI BERBAHAN DASAR LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA) DAN WORTEL (DAUCUS CAROTA) UNTUK MENINGKATKAN ASUPAN SERAT PADA ANAK

Latar Belakang: Anak usia 5-7 tahun merupakan kelompok umur tertinggi yang kurang mengonsumsi sayur dan buah persentasenya mencapai 95,5%. Kurangnya konsumsi sayur dan buah mampu menimbulkan masalah pencernaan yaitu konstipasi. Sayuran dan buah memiliki umur simpan yang pendek dan mudah rusak. Maka dari itu perlunya upaya penganekaragaman pangan yang bertujuan memperpanjang umur simpan sayuran salah satunya dengan mengolahnya menjadi selai. Pengembangan selai sayuran yang masih sedikit membuat peneliti tertarik untuk mengembangkan produk selai dengan bahan dasar sayuran seperti labu kuning dan wortel guna untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah. Tujuan: Mengetahui pengembangan selai berbahan dasar labu kuning (Cucucrbita Moschata) dan wortel (Daucus Carota) untuk meningkatkan asupan serat pada anak. Metode: Penelitian eksperimental dengan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dua faktorial dengan empat taraf perlakuan. Uji organoleptik dilakukan oleh 25 orang panelis semi terlatih. Analisis zat gizi yang dilakukan adalah analisis kadar serat, protein, lemak, karbohidrat, air, abu, dan total padatan terlarut. Analisis statistik yang dilakukan adalah uji one way ANOVA serta analisis lanjut menggunakan uji Duncan. Hasil: Hasil organoleptik didapatkan bahwa produk yang paling disukai ialah pada F2. Berdasarkan hasil uji mutu hedonik yang terbaik ialah pada formulasi F3 dengan warna kuning orange, rasa dan aroma khas labu kuning, dengan tekstur lembut dan mudah dioles. Sedangkan berdasarkan hasil analisis zat gizi didapatkan formulasi kadar air dan kadar abu terbaik ada pada F0. Namun pada kadar protein, lemak, karbohidrat dan serat F2 dan F3 tidak memiliki perbedaan nyata. Sedangkan pada total padatan terlarut tertinggi terdapat pada formulasi F2. Kesimpulan: Produk terbaik yang terpilih ialah pada Formulasi F2 dengan rasio penambahan labu kuning dan wortel sebesar 50g : 50g. Semakin meningkat rasio penambahan labu kuning dan semakin sedikit rasio penambahan wortel dapat menghasilkan selai dengan serat yang memenuhi syarat mutu SNI 3746:2008

1.  UEU-Undergraduate-24983-COVER.Image.Marked.pdf - 128 KB
2.  UEU-Undergraduate-24983-HALAMAN PENGESAHAN.Image.Marked.pdf - 238 KB
3.  UEU-Undergraduate-24983-HALAMAN PERSETUJUAN.Image.Marked.pdf - 219 KB
4.  UEU-Undergraduate-24983-HALAMAN PUBLIKASI.Image.Marked.pdf - 204 KB
5.  UEU-Undergraduate-24983-HALAMAN KEASLIAN.Image.Marked.pdf - 200 KB
6.  UEU-Undergraduate-24983-ABSTRAK.Image.Marked.pdf - 144 KB
7.  UEU-Undergraduate-24983-KATA PENGANTAR.Image.Marked.pdf - 120 KB
8.  UEU-Undergraduate-24983-DAFTAR ISI.Image.Marked.pdf - 260 KB
9.  UEU-Undergraduate-24983-DAFTAR PUSTAKA.Image.Marked.pdf - 247 KB
10.  UEU-Undergraduate-24983-LAMPIRAN.Image.Marked.pdf - 839 KB
11.  UEU-Undergraduate-24983-BAB1.Image.Marked.pdf - 161 KB

• HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP KONSUMSI SERAT (SAYUR, BUAH, KACANG) PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI PULAU SUMATERA (ANALISIS DATA SEKUNDER RISKESDAS 2010)
• HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, KARBOHIDRAT, PROTEIN, SERAT DAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH USIA 7 -12 TAHUN DI PROVINSI BENGKULU (Analisis Data Sekunder RISKESDAS Tahun 2010)
• HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK, KARBOHIDRAT DAN SERAT TERHADAP STATUS GIZI LEBIH REMAJA UMUR 13 - 15 TAHUN DI PULAU SUMATERA (Analisis Data Sekunder RISKESDAS Tahun 2010)
• HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN SERAT TERHADAP STATUS GIZI PRA REMAJA UMUR 13-15 TAHUN DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT (Analisis Data Riskesdas Tahun 2010)
• PENGARUH SUBSTITUSI DAGING IKAN TONGKOL (Euthynnus sp) DENGAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus Spp) TERHADAP NILAI ORGANOLEPTIK, KADAR PROTEIN DAN KADAR SERAT BAKSO JAMUR TIRAM
• HUBUNGAN ASUPAN KALSIUM, SERAT, KARBOHIDRAT, LEMAK, FOSFOR DAN STATUS GIZI (OBESITAS) REMAJA USIA 13-18 TAHUN DI PROVINSI JAWA BARAT, JAWA TENGAH, D I YOGYAKARTA, DAN JAWA TIMUR (ANALISIS DATA SEKUNDER RISKESDAS 2010
• PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN SERAT PADA ANAK USIA 7-12 TAHUN BERDASARKAN STATUS EKONOMI DI INDONESIA(Analisis Data Sekunder RISKESDAS 2010)
• HUBUNGAN ASUPAN KARBOHIDRAT, LEMAK, SERAT DAN STATUS GIZI LEBIH PADA REMAJA USIA 15-24 TAHUN DI PULAU JAWA (ANALISIS DATA SEKUNDER RISKESDAS 2010)
• HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN SERAT BERDASARKAN TIPE DAERAH TERHADAP KEJADIAN STATUS GIZI LEBIH REMAJA UMUR 16-18 TAHUN DI PULAU JAWA (Analisis Data Sekunder RISKESDAS Tahun 2010)
• PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN SERAT TERHADAP STATUS GIZI ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PULAU SULAWESI (ANALISIS DATA RISKESDAS 2010)